Festival Solor Fun Run, Angkat Potensi Cendana dan Dukung UMKM

Peserta lari santai sekitar 1.275 orang. Mereka mengenakan jersey berwarna kuning, merah, dan hitam bertuliskan Solor Fun Run 2025.

Larantuka, Ekorantt.com – Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Flores Timur sukses mengadakan Festival Solor Fun Run (SFR) 2025 pada Jumat-Sabtu, 20-21 Juni 2025.

Kegiatan bertajuk cinta dan pelestarian alam ini diisi dengan berbagai mata acara, mulai dari seminar, penanaman 500 anakan cendana. Kemudian, jalan santai hingga pameran produk lokal.

Kepala Dinas Pariwisata Flotim, Silvester Onga Toa mengatakan Festival Solor Fun Run bertujuan untuk mengangkat kembali keharuman Pulau Solor, yang dahulu kala dikenal sebagai pulau penghasil cendana.


“Pulau Solor pada zaman dahulu dikenal dengan pulau cendana karena di sini banyak sekali tumbuh kayu cendana. Kayu ini banyak dicari oleh bangsa Eropa,” kata Silvester.

Keharuman kayu cendana,  kata Silvester, menjadi daya pikat tersendiri dan menjadikannya terkenal di mata dunia.

“Sebab itu, Festival Solor Fun Run menjadi momentum mengangkat kembali keharuman nama Pulau Solor,” tandas Silvester.

Hal senada disampaikan oleh Bupati Flores Timur, Antonius Doni Dihen. Festival Solor Fun Run bukan hanya sebuah ajang lomba lari namun juga sebagai momentum menanam cinta budaya dan alam Solor.

“Ini tanah budaya yang harus kita rawat bersama. Bukan saja untuk generasi saat ini tetapi juga untuk generasi di masa depan,” kata Anton.

Ia berkata, Pulau Solor dikenal sebagai Pulau Kakak atau Sulung yang dalam bahasa setempat disebut Nuha Kakang.

Dengan begitu, Anton mengajak para peserta SFR untuk memaknai spiritualitas Pulau Solor sebagai sebuah kekayaan sejarah bagi Kabupaten Flores Timur.

“Dari Solor cinta itu tumbuh. Cinta terhadap budaya dan hubungan antar umat adalah fondasi kemajuan daerah,” tutup Anton.

Bupati Flores Timur Antonius Doni Dihen menyerahkan secara simbolis anakan cendana kepada warga Solor saat Festival SFR 2025 (Foto: Sutomo Hurint/Ekora NTT)


Berkat bagi UMKM

Kehadiran ribuan peserta selama Festival Solor Fun Run ikut memberikan gairah tersendiri bagi para pelaku UMKM lokal.

Fransiska Wulu Manuk, salah satu anggota kelompok kerajinan anyaman daun lontar dari Desa Wulublolong, Kecamatan Solor Timur, mengaku senang dengan penyelenggaraan festival ini.

Fransiska bilang, barang dagangan hasil anyaman berbahan dasar daun lontar dari PKK Wungublolong, laris terjual selama festival berlangsung.

“Lumayan yang datang beli. Sudah sekitar tiga puluhan orang yang datang beli,” kata Fransiska.

Sementara itu, Stefania Kaha pemilik Lapak Chey Maya punya cerita menarik tersendiri.

Meski tidak mendapatkan tempat dalam stand resmi yang disiapkan pemerintah, namun dirinya turut kebanjiran rupiah berkat penyelenggaraan event SFR ini.

Bermodalkan Rp500 ribu, Stefani membuka lapak di jalan atau rute masuk Riangsunge tempat penyelenggaraan festival.

Barang dagangannya berupa jus segar, kopi, nasi cumi-cumi, dan nasi babi menjadi incaran para pengunjung.

Stefani mengaku dalam sehari, ia meraup penghasilan mencapai Rp 2,7 juta.

“Saya bersyukur. Ya, hitung-hitung bisa bantu ekonomi rumah tangga,” kata Stefani.

Stefani mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Flores Timur yang telah menyelenggarakan Festival Solor Fun Run sebagai ruang bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan ekonomi keluarga.

Dirinya berharap agar dalam kegiatan lainnya, pelaku UMKM kecil lainnya juga dapat diberikan ruang dan fasilitas yang adil.

“Pada dasarnya kita sangat mengapresiasi langkah pemerintah dalam menyelenggarakan event ini. Tapi, saya berharap agar ke depannya pelaku UMKM kecil seperti kami juga dapat diberi ruang. Jangan sampai yang kecil makin terpinggirkan,” ungkap Stefani.

Program 100 Hari

Festival Solor Fun Run adalah salah satu program kerja 100 hari Bupati Anton Doni Dihen dan Wakil Bupati Ignasius Boli Uran. Program ini dikemas dengan cara yang unik yakni lari santai.

Para peserta bebas menentukan kecepatan lari mereka, baik itu berjalan, jogging atau berlari cepat. Acara ini diadakan dengan suasana yang riang dan penuh kegembiraan, bukan untuk berkompetisi.

Rangkaian festival ini diawali dengan seminar budaya pada Jumat, 20 Juni. Seminar budaya menghadirkan beberapa narasumber yakni Karolus Kopong Meda, akademisi dari Universitas Nusa Cendana Kupang yang merupakan putra Lamaholot asal Adonara.

Sementara dua narasumber lainnya adalah Yosep Laga Doni Herin, mantan Bupati Flores Timur periode 2005-2010 yang juga merupakan putra asli Solor dan Antonius Doni Dihen, Bupati Flores Timur saat ini.

Puncak perayaan Festival Solor Fun Run terjadi pada Sabtu, 21 Juni yang ditandai dengan lari santai sejauh 5,5 kilometer. Dengan titik start di Bekasa Wolor menuju pantai Riangsunge, Kecamatan Solor Barat.

Peserta lari santai sekitar 1.275 orang. Mereka mengenakan jersey berwarna kuning, merah, dan hitam bertuliskan Solor Fun Run 2025.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA