Maumere, Ekorantt.com – Perahu Wisata Glass Bottom Boat atau perahu beralas kaca milik Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Sikka menganggur selama empat tahun di Desa Kojadoi, Pulau Besar.
Perahu wisata yang pengadaannya bersumber dari Dana Alokasi Fisik APBN tahun 2021 tersebut sejak awal ditempatkan di Kojadoi dengan tujuan untuk membantu wisatawan mengeksplor keindahan bawah laut Teluk Maumere.
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Sikka, Even Edomeko mengatakan besaran anggaran pengadaannya Rp800 juta. Namun, tak pernah disewa sejak awal.
Even bilang, seturut regulasi, Glass Bottom Boat tidak bisa dikelola oleh dinas sendiri tapi mesti disewakan ke pihak ketiga. Tidak adanya penyewa karena faktor masih rendahnya daya beli wisata masyarakat, terutama sejak pandemi.
“Angka kunjungan wisata kita memang meningkat setelah covid, tetapi belum mencapai titik ramai seperti yang terjadi 2019 saat sebelum covid. Ditambah lagi erupsi gunung Lewotobi Laki-laki berpengaruh terhadap penerbangan kita,” kata Even kepada Ekora NTT, Kamis, 10 Juli 2025.
Even mengaku kesulitan mencari pihak ketiga untuk menyewa perahu wisata itu. Sejumlah upaya telah mereka lakukan, tapi tidak membuahkan hasil.
“Dinas pernah berkoordinasi dengan Bumdes Desa Kojadoi untuk mengelolanya. Awalnya mereka sepakat, tetapi kemudian diputuskan secara sepihak oleh mereka,” kata Even.
Batalnya kerja sama terjadi karena pihak Bumdes Desa Kojadoi menilai biaya sewa terlampau besar di tengah geliat belanja pariwisata di teluk Maumere yang masih rendah. Besaran sewa sejumlah Rp20 juta per tahun.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan DPRD untuk menurunkan biaya sewa, akan tetapi pihak Bumdes, juga pihak ketiga lainnya tidak ada yang bersedia menyewa.
Pemerintah, kata Even, berinisiatif untuk menghibahkannya demi menghidari kerusakan akibat tidak terpakai atau mubazir.
Akan tetapi, kata dia, DPRD menginstruksikan untuk tetap mencari pihak penyewa. “Kita selalu cari, semoga ke depannya ada pihak ketiga yang bersedia menyewa.”
Ketua DPRD Sikka Stef Sumandi mengatakan pengadaan Glass Bottom Boat bertujuan untuk mempromosikan pariwisata bawah laut di Teluk Maumere.
“Perahu tersebut dapat menyumbang PAD bagi daerah, juga menggerakkan ekonomi pariwisata masyarakat di sekitar teluk Maumere,” kata Stef.
Stef mendorong pemerintah untuk mengelola aset itu seturut regulasi yang ada. Seharusnya saat mengajukan anggaran untuk pengadaan perahu, pemerintah sudah memikirkan skema pemanfaatannya.
“Kita berharap ke depannya pemerintah dapat memaksimalkan pemanfaatan aset yang ada, dengan diatur skemanya, apakah pemda sendiri yang mengelola atau disewakan ke pihak ke tiga,” pungkasnya.