Warga Lima Desa Terdampak Erupsi Lewotobi di Sikka Butuh Air Bersih

Sesuai hasil laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) Kabupaten Sikka, sumber air yang ada di desa perbatasan, khususnya di lima desa tersebut belum direkomendasikan untuk dikonsumsi.

Maumere, Ekorantt.com – Warga lima desa di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, membutuhkan air bersih akibat tercemarnya sumber air setelah letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur (Flotim). Lima desa yang terdampak yakni Desa Hikong, Udek Duen, Ojan, Kringa, dan Timutawa.

Plt Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka, Putu Botha mengatakan, bantuan air bersih menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana erupsi, karena sangat dibutuhkan warga terdampak.

Sesuai hasil laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) Kabupaten Sikka, sumber air yang ada di desa perbatasan, khususnya di lima desa tersebut belum direkomendasikan untuk dikonsumsi.

Bahkan, kata Putu, untuk mandi, cuci, kakus (MCK) dan pertanian pun belum bisa digunakan.

“Karena sumber air masih tercemar material vulkanik berupa kandungan mangan, belerang, seng. Bahkan kromium yang dalam kadar tertentu bisa mengakibatkan kanker,” ujar Putu kepada Ekora NTT, Senin, 14 Juli 2025.

Putu mengatakan, pihaknya sudah melakukan pendropingan air bersih dan air mineral ke beberapa wilayah. Namun ada beberapa dusun yang sulit dijangkau karena medan jalan rusak dan kurangnya mobil tangki air.

“Kami hanya punya satu mobil tangki air. Alternatif yang instan pada masa transisi ini, kebutuhan air mineral menjadi salah satu solusi yang harus segera terpenuhi,” kata Putu.

Putu bilang, berbagai pihak telah memberikan bantuan air bersih dan air mineral kepada warga yang terdampak erupsi.

“Seperti Pelindo Maumere, beberapa donatur, dan juga yayasan yang ikut memberikan bantuan air minum kepada korban bencana. Atas nama pemerintah, saya menyampaikan terima kasih,” ucapnya.

Putu mengatakan, sekitar 2.500-an kepala keluarga (KK) membutuhkan bantuan air bersih. Persediaannya masih kurang.

“Waktu erupsi Lewotobi pertama tahun 2025, kita droping air mineral 85 dos di Desa Udek Duen dengan jumlah 256 kepala keluarga saja masih kurang,” tutur Putu.

BPBD, kata dia, selalu mengupdate data kebutuhan warga. Pihaknya akan melakukan evaluasi berdasarkan penghitungan teknis terhadap kebutuhan air di lokasi terdampak bencana. 

“Daerah mana yang sudah melakukan pendropingan air tangki atau air kemasan. Terus kekurangannya berapa, kita akan melakukan pendropingan, karena kita juga menghindari terhadap penyalahgunaan bantuan.”

“Jangan sampai boros, atau misalnya harusnya untuk minum tetapi dipakai untuk mandi. Ini yang memang ada prioritas-prioritas terhadap air kemasan yang menjadi atensi dari warga terdampak dalam situasi seperti ini, mereka bisa memanfaatkan dengan baik untuk kebutuhan yang memang benar-benar yang prioritas,” tandas Putu.

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img