Thresher Shark Indonesia Mulai Konservasi Pari Mobula di Solor Timur

Langkah ini menjadi bagian dari upaya pelestarian keanekaragaman hayati laut di wilayah pesisir timur Indonesia.

Kupang, Ekorantt.com – Organisasi konservasi laut Thresher Shark Indonesia (TSI) memulai inisiatif baru untuk melindungi spesies pari mobula di Kecamatan Solor Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Langkah ini menjadi bagian dari upaya pelestarian keanekaragaman hayati laut di wilayah pesisir timur Indonesia.

Pari mobula, yang kerap disebut sebagai ‘pari terbang’ karena lompatan akrobatiknya, dikenal memiliki tubuh besar berbentuk berlian, pipih, dan sirip panjang yang memungkinkannya meluncur dengan anggun di air maupun udara.

Program konservasi tidak hanya fokus pada perlindungan spesies, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif generasi muda.

Program Manager TSI, Yodhikson Marvelous Bang menjelaskan, media sosial akan menjadi sarana kampanye utama.

“Kami mengharapkan inisiatif ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi NTT agar upaya konservasi dapat berjalan lebih efektif dan menjangkau masyarakat luas, khususnya generasi muda di wilayah pesisir,” kata dia saat audiensi dengan Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, di ruang kerjanya, Jumat, 25 Juli 2025.

TSI merupakan organisasi berbasis komunitas yang berdiri sejak 2018. Selama ini, fokus utama TSI adalah konservasi Hiu Tikus Pelagis (Alopias pelagicus) di perairan Alor dan Flores Timur, wilayah yang dikenal sebagai habitat penting keanekaragaman hayati laut NTT.

Yodhikson berharap pertemuan tersebut dapat membangun kolaborasi strategis dengan Pemerintah Provinsi NTT dalam bidang konservasi laut, pemberdayaan masyarakat pesisir, dan penguatan ekonomi lokal.

Salah satu capaian penting yang disorot dalam pertemuan itu adalah keberhasilan TSI dalam menurunkan angka perburuan Hiu Tikus secara signifikan, dari sekitar 300 ekor per tahun menjadi hanya 20–30 ekor.

Capaian ini dicapai melalui pendekatan konservasi yang holistik dan edukasi kepada nelayan.

“Para Nelayan kini beralih menangkap ikan Tuna, sementara istri-istri mereka diberdayakan untuk menjalankan usaha mikro seperti produksi Abon Tuna, Granola Jagung Titi dan kerajinan tenun motif Hiu Tikus,” jelas Yodhikson.

Ia menambahkan, inisiatif ini sejalan dengan semangat One Village One Product (OVOP) yang sedang digencarkan Pemerintah Provinsi NTT sebagai strategi pemberdayaan ekonomi lokal.

Di bidang pendidikan, TSI juga telah mengembangkan kurikulum konservasi laut yang kini diterapkan di 15 sekolah.

Kurikulum ini mengintegrasikan teori dan praktik konservasi dengan melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan di lapangan, serta didukung oleh tenaga guru honorer. Evaluasi berkala juga dilakukan untuk menjamin efektivitas pembelajaran.

“Rencananya kurikulum ini akan diterapkan juga di lima sekolah tambahan. TSI berharap Pemerintah Provinsi NTT dapat mendukung rencana ini misalnya dengan pengadaan alat peraga, modul pembelajaran, dan perluasan jaringan sekolah yang bisa terlibat dalam program ini,” terang Yodhikson.

Selain kegiatan lapangan, TSI juga tengah mendorong lahirnya Peraturan Daerah (Perda) yang fokus pada konservasi dan perlindungan satwa laut. Tujuannya adalah untuk memperkuat kerangka hukum pelestarian lingkungan serta menjamin keberlanjutan ekonomi masyarakat pesisir.

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menyambut baik berbagai langkah yang telah dilakukan TSI dan menyatakan komitmen Pemerintah Provinsi untuk mendukung penuh inisiatif tersebut.

“Pemerintah Provinsi NTT siap membangun kolaborasi lebih lanjut termasuk memperluas program pendidikan konservasi ke sekolah-sekolah lain di NTT, serta memperkuat sektor UMKM dan ekowisata berbasis laut,” ucap Gubernur Melki.

“Luar biasa anak-anak muda ini. Kami tentu akan berikan dukungan penuh untuk mereka,” tambah dia.

Diskusi yang berlangsung dalam suasana hangat tersebut juga membahas potensi kerja sama di berbagai bidang, mulai dari pengembangan wisata bahari, pendidikan lingkungan hidup, hingga ekonomi kreatif berbasis komunitas.

Gubernur Melki menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi NTT akan menjadikan inisiatif seperti TSI sebagai model pengelolaan wilayah pesisir lainnya di seluruh NTT.

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img