Kupang, Ekorantt.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, memastikan bahwa penyebab keracunan massal yang menimpa ratusan siswa SMP Negeri 8 Kupang akan segera disampaikan secara terbuka kepada publik setelah hasil pemeriksaan laboratorium rampung.
“Kita masih menunggu hasil dari Balai POM. Nanti kita rilis ke publik,” kata Gubernur Melki usai menghadiri Rapat Paripurna di Kantor DPRD NTT pada Selasa, 29 Juli 2025.
Ia menjelaskan, insiden keracunan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari proses penyediaan makanan, distribusi, hingga cara konsumsi oleh siswa di sekolah.
“Mungkin karena saat makan ada yang pakai sendok, pakai tangan. Ini yang perlu kita cek semuanya,” terangnya.
Menurut Melki, hasil uji laboratorium dari Balai Pengawas Obat dan Makanan (Balai POM) akan memberikan gambaran menyeluruh mengenai kasus tersebut, sekaligus menjadi dasar dalam mencari solusi agar insiden serupa tidak terulang.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD NTT, Fernando Soares mengatakan, pihaknya juga tengah menunggu hasil investigasi dari Balai POM.
Ia menyebutkan bahwa DPRD NTT telah meminta klarifikasi dari Badan Gizi Nasional (BGN) terkait sistem tata kelola program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurut informasi yang diterima DPRD NTT, BGN disebut telah menjalankan prosedur sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.
Soares juga menekankan bahwa tanggung jawab pengelolaan dapur makanan berada di bawah kewenangan BGN dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Politisi Partai Gerindra ini mengingatkan agar kedua lembaga tersebut lebih memperhatikan pemenuhan standar keamanan makanan dalam program MBG, yang hingga kini telah melayani 135.000 anak-anak di seluruh wilayah NTT.
“BGN harus memberikan kualitas pelayanan kepada siswa-siswa supaya tujuan mulia program ini agar anak-anak NTT dapat gizi yang cukup dan jadi generasi emas tercapai,” tandasnya.