Banjir di Mauponggo Nagekeo, BPBD: 4 Orang Meninggal Dunia, 4 Hilang, dan 2 Luka-luka

Gusti menyebutkan korban berjumlah 10 orang, dengan rincian; empat korban meninggal dunia, empat orang hilang, dan dua orang mengalami luka-luka. Para korban ini berasal dari Desa Sawu, Desa Ua, dan Desa Lokalaba.

Mbay, Ekorantt.com – Kepala Pelaksana BPBD Nagekeo, Gusti Pone, memperbarui informasi mengenai jumlah korban banjir bandang yang terjadi di Mauponggo pada Senin, 8 September 2025.

Gusti menyebutkan korban berjumlah 10 orang, dengan rincian; empat korban meninggal dunia, empat orang hilang, dan dua orang mengalami luka-luka. Para korban ini berasal dari Desa Sawu, Desa Ua, dan Desa Lokalaba.

“Yang hilang empat orang masih dalam pencarian oleh tim gabungan dari Basarnas, TNI-Polri, relawan, dan warga setempat,” kata Gusti pada Rabu siang, 10 September.

Ia menambahkan pihaknya membangun posko sebagai pusat komando di Kantor Camat Mauponggo untuk koordinasi kerja tim gabungan, pencarian para korban maupun koordinasi penyaluran bantuan.

“Semua terpusat di sana ya,” kata Gusti.

Camat Mauponggo, Leonardus Loda, mengatakan banjir bandang yang terjadi kali ini lebih dahsyat dari bencana-bencana sebelumnya.

“Ini banjir paling dahsyat sepanjang sejarah. Kejadian mirip bencana pada tahun 1965,” ujar Leonardus.

Selain menelan banyak korban, bencana banjir menghanyutkan rumah warga, ternak, sawah serta infrastruktur.

Sebanyak lima jembatan penghubung di wilayah itu rusak berat, mengacu laporan kerja sama dengan pemerintahan desa.

Kelima jembatan antara lain, Jembatan Yobokoba, Jembatan Teodhae 1, Jembatan Theodhae 2, Jembatan Kotagolo, dan Jembatan Laboraga di bagian barat di Desa Bela juga rusak total.

Beberapa titik ruas jalan yang menghubungkan wilayah desa juga mengalami kerusakan.

Leonardus menambahkan material bebatuan, kayu, dan pasir yang berasal dari kaki Gunung Ebulobo juga menimpa jaringan listrik dan telekomunikasi.

Akibatnya, proses komunikasi dan koordinasi lintas pihak terputus dan kegiatan pencarian para korban yang hilang terhambat.

“Masyarakat terdampak saat ini kekurangan air bersih. Karena jaringan perpipaan dibawa banjir,” kata dia.

Leonardus berharap pemerintah kabupaten hingga pusat memperhatikan kerusakan yang terjadi akibat banjir bandang ini.

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img