Mbay, Ekorantt.com – Camat Mauponggo, Leonardus Loda, mengatakan proses pencarian empat korban memerlukan sumber daya yang lebih seperti alat berat, alat pedeteksi, dan anjing pelacak.
“Karena material banjir terbanyak batu dan pasir. Lalu area bencananya luas sehingga diperlukan peralatan yang cukup,” kata Leonardus Selasa malam, 9 September 2025 dari Mauponggo.
Ia mengatakan, sejak Selasa pagi, masyarakat secara sukarela mencari korban di lokasi kejadian hingga ke arah pesisir pantai. Pencarian dilakukan secara manual melalui observasi visual dari titik kejadian, namun belum ditemukan.
“Pihak Basarnas dan peralatan dari kabupaten terjebak di Kelewae. Belum bisa ke lokasi karena akses terputus. Akses sulit kecuali lewat Maumbawa, Kabupaten Ngada,” ujar dia.
Leonardus bilang, pengerahan alat berat seperti ekskavator sangat penting untuk menyingkirkan material banjir. Sedangkan anjing pelacak (SAR dog) untuk mendeteksi korban yang tertimbun.
“Masyarakat cari manual tapi korban belum ditemukan. Butuh alat berat dan alat untuk melacak karena hamparan luas,” tutur Leonardus.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere, Fathur Rahman, mengatakan pihaknya menerjunkan Rescuer Unit Siaga SAR Ende dan Tim Pos TNI AL Ende untuk membantu mencari korban terseret banjir bandang di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.
“Kami menerima informasi dari Kalak BPBD Nagekeo hari ini bahwa telah terjadi banjir bandang yang mengakibatkan tiga orang warga meninggal dunia dan empat orang warga Kecamatan Mauponggo lainnya masih dinyatakan hilang sekarang,” kata Fathur dalam rilis yang diterima wartawan, Selasa siang.
Ia menjelaskan tim membawa peralatan mountenering guna melaksanakan operasi SAR bersama Tim SAR Gabungan yang terlebih dahulu ke lokasi kejadian.
Namun, dalam perjalanan, tim terjebak di Kelewae karena akses menuju Mauponggo terputus.
“Tim baru sampai jam tujuh malam tadi. Besok baru mulai pencarian,” kata Fathur.
Sebagaimana diberitakan, banjir bandang yang terjadi di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, NTT menyebabkan tiga warga setempat meninggal dunia. Mereka terseret banjir Senin, 8 September 2025 sekitar pukul 18.30 Wita.
Korban meninggal dunia atas nama Remigius Sopi Bela beserta bayinya berusia tiga tahun asal Desa Sawu dan mertua Remigius, Fancelina Meli Boa asal Rega Boawae.
Sementara korban yang hilang berjumlah empat orang yakni Mariano Busa Jago (29), bayi Achiles Agustinus Busa Jago usia 13 bulan, Estin Coo beserta bayinya.