Tiga Dosen di Kupang Terapkan Energi Surya Dukung Petani Ikan Lele Maulafa

Mereka menerapkan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk mendukung ketersediaan sumber daya listrik bagi kolam bioflok kelompok pembudidaya tersebut.

Kupang, Ekorantt.com – Tiga orang dosen dari dua perguruan tinggi negeri di Kota Kupang membantu kelompok petani ikan air tawar “Sahabat Lele Bethesda” yang berlokasi di Kelurahan Maulafa, Kota Kupang.

Mereka menerapkan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk mendukung ketersediaan sumber daya listrik bagi kolam bioflok kelompok pembudidaya tersebut.

Mereka adalah James Josias Mauta dan Imanuel Christian Mauko dari Politeknik Negeri Kupang, serta Chris Namah dari Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Kegiatan ini dilaksanakan melalui program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi.

James Josias Mauta menjelaskan, kegiatan PKM dilatarbelakangi oleh keluhan para petani lele yang kerap mengalami kendala listrik pada sistem bioflok mereka.

“Kami berusaha menjawab itu dengan cara menyediakan PLTS yang bersumber dari Kementerian Pendidikan Tinggi,” ujar James kepada Ekora NTT di Kupang, Jumat, 12 September 2025.

Ia mengatakan, keberadaan PLTS sangat membantu kelompok Sahabat Lele Bethesda, terutama saat terjadi pemadaman listrik oleh PLN.

“Mereka juga tidak perlu bayar listrik lagi. Karena listriknya sudah tersedia,” terangnya.

Selain menyediakan PLTS, para dosen juga menerima permintaan dari kelompok pembudidaya untuk merancang teknologi pengatur suhu air kolam.

Alat ini sangat dibutuhkan selama musim dingin, khususnya pada bulan Juni hingga Agustus, di mana suhu air menurun drastis dan menyebabkan ikan lele tidak bertahan hidup, hingga mengakibatkan gagal panen.

“Kami sebenarnya haus untuk menjawab teknologi ini. Kami sudah menyatakan akan menjawab itu. Ini jadi tantangan kami untuk riset ke depannya,” jelas James.

James menambahkan, Politeknik Negeri Kupang akan membantu mengatasi permasalahan lain, yakni dalam proses pembuatan pakan ikan lele yang selama ini belum optimal. Pihaknya berhasil mengembangkan alat pengering kerupuk yang rencananya akan diuji coba untuk pengeringan pakan ikan.

“Ini akan kami coba kami terapkan untuk pengering pakan,” ujarnya.

Sementara itu, Chris Namah dari Politeknik Pertanian Negeri Kupang memberikan pelatihan kepada kelompok petani lele terkait manajemen usaha dan pencatatan keuangan.

“Jadi saya menjelaskan bagaimana menghitung biaya penerimaan dan pendapatan dari sebuah usaha,” kata Chris.

Ia menekankan pentingnya pencatatan dalam setiap kegiatan usaha agar pelaku usaha tidak sekadar menebak untung dan rugi.

“Misalnya beli pakan, pemeliharaan, biaya tenaga kerja, biaya beli bahan harus dicatat karena ini semua adalah analisis usaha tani,” tambah dosen agribisnis itu.

Dalam implementasi PKM, James Josias Mauta bertanggung jawab merancang dan membuat sistem PLTS skala sedang sebagai sumber energi alternatif bagi kolam bioflok.

Imanuel Christian Mauko mendesain sistem PLTS hibrid yang menggabungkan listrik dari PLN, genset, dan sistem PLTS menggunakan Automatic Transfer Switch (ATS) untuk menjamin ketersediaan listrik secara berkelanjutan.

Sedangkan Chris Namah fokus memberikan pelatihan mengenai manajemen ekonomi dan pengelolaan aset usaha kepada kelompok Sahabat Lele Bethesda.

Melalui kolaborasi ini, diharapkan kelompok pembudidaya ikan air tawar di Kota Kupang dapat semakin mandiri dan berdaya saing dalam mengembangkan usahanya secara berkelanjutan.

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img