Larantuka, Ekorantt.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyelesaikan pembangunan hunian sementara (Huntara) tahap III bagi pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, Fredy Moat Aeng mengatakan, 100 kopel huntara sudah ditempati oleh pengungsi dari Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang. Pemerintah pun menutup pos lapangan (Poslap) di Desa Bokang yang selama ini ditempati oleh pengungsi dari desa itu.
“Resmi ditutup. Tidak ada lagi dapur umum. Tenda pengungsi di Desa Bokang akan dibongkar oleh petugas,” kata Fredy saat berbicara kepada Ekora NTT di ruang kerjanya, Jumat, 10 Oktober 2025.
Selanjutnya pemerintah akan menata lokasi tersebut, kata Fredy. Penataan dilakukan lantaran lokasi Huntara yang ditempati pengungsi terletak di daerah perbukitan.
Prioritas pemerintah dalam penataan ini adalah timbunan tanah dan pembuatan talud trap, ujar Fredy.
“Hanya butuh penataan saja. Kita juga berharap adanya partisipasi aktif dari masyarakat untuk menata halaman di masing-masing kopel wilayah tempat Huntara mereka masing-masing,” kata dia.
Fredy bilang, warga Desa Hokeng Jaya sudah mulai memindahkan barang-barangnya dari Poslap Desa Bokang ke Huntara III.
“Kalau dari Nawokote punya itu bagus. Mereka sendiri menata tempat tinggal mereka, tanah yang miring mereka pasang dengan bambu-bambu agar tanah tidak turun,” tutur Fredy.
BNPB, lanjutnya, kebut membangun 59 Kopel di Huntara IV untuk mengakomodir pengungsi dari Desa Nobo yang masih tinggal di Poslap Desa Konga.
“Kita upayakan sebelum musim hujan Huntara empat selesai dibangun,” ucap Fredy.
Fredy menegaskan setiap rumah tangga akan diakomodir untuk menempati Huntara.
“Tetap dengan rumah ganti rumah, aset ganti aset. Bukan dengan pendekatan Kepala Keluarga,” tambah dia.
“Kalau pendekatan KK itu kita bicara untuk hunian tetap. Setiap KK memiliki hak untuk mendapatkan Huntap,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Hokeng Jaya, Gabriel Bala Namang, mengatakan sebagian besar warga desanya telah tinggal di Huntara III.
Gabriel mengatakan warga yang masih tinggal di Poslap Bokang berjumlah 10 KK karena bangunan Kopel yang diperlukan bagi mereka masih ditempati oleh TNI.
“Tinggal menunggu TNI pindah ke Kopel Huntara empat, maka warga yang tersisa ini akan pindah tinggal di Huntara,” kata dia.













