Kupang, Ekorantt.com – Upaya Pemerintah Kota Kupang terus mempercepat digitalisasi pengadaan barang dan jasa menghadapi tantangan di internal birokrasi. Tantangan tersebut yakni, pola pikir aparatur yang dinilai belum sepenuhnya selaras dengan tuntutan sistem berbasis teknologi.
Untuk itu, Pemkot Kupang menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Penerapan dan Pengoperasian Aplikasi Katalog Elektronik Versi 6 di Hotel Harper Kupang, Rabu, 15 Oktober 2025. Kegiatan ini difokuskan pada peningkatan kapasitas aparatur dalam mengoperasikan sistem digital terbaru dalam proses pengadaan.
Wakil Wali Kota Kupang, Serena Cosgrova Francis saat membuka kegiatan mengatakan, penerapan sistem katalog elektronik merupakan bagian dari transformasi menuju pemerintahan modern yang lebih transparan.
“Dengan penerapan sistem katalog elektronik versi terbaru, kita sedang meneguhkan komitmen agar seluruh proses pengadaan berjalan lebih efisien, cepat, dan dapat dipertanggungjawabkan secara digital,” ujarnya.
Ia bilang, keberhasilan transformasi digital tidak cukup hanya dengan mengadopsi teknologi. Perubahan pola pikir dan budaya kerja aparatur dinilai sebagai faktor kunci yang akan menentukan efektivitas sistem tersebut.
“Saya berharap seluruh peserta dapat menjadi agen perubahan dalam mewujudkan sistem pengadaan pemerintah yang profesional, transparan, efisien, dan berorientasi pada pelayanan publik,” tegasnya.
Serena menjelaskan, Katalog Elektronik Versi 6 telah terintegrasi dengan sejumlah platform penting, seperti SPFA, MPPB, dan sistem pembayaran elektronik, yang memungkinkan proses pengadaan dilacak secara terbuka dan real-time. Integrasi ini diharapkan mampu memperkuat pengawasan internal serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap tata kelola keuangan daerah.
Dalam kegiatan tersebut, hadir pula Plh. Sekda Kota Kupang, Ignasius Repelita Lega, para staf ahli dan asisten Sekda, serta Direktur Pasar Digital Pengadaan LKPP, Yulianto Prihhandoyo, bersama para kepala perangkat daerah, pejabat pembuat komitmen (PPK), pejabat pengadaan, kasubag perencanaan, bendahara, mitra penyedia barang dan jasa, serta insan pers.
Kehadiran berbagai elemen ini menunjukkan komitmen bersama lintas sektor untuk mendorong sistem pengadaan digital yang lebih kredibel. Namun demikian, implementasi di lapangan tetap membutuhkan komitmen aparatur untuk berubah, bukan hanya secara teknis, tapi juga secara mentalitas dan etos kerja.