Pemkot Kupang Perkuat Sinergi Lintas Sektor Tekan Angka Stunting

“Stunting adalah persoalan serius yang harus kita atasi secara kolaboratif. Pemerintah, tenaga kesehatan, kader posyandu, dan keluarga harus berjalan seiring,” ujarnya kepada Ekora NTT pada Jumat, 31 Oktober 2025.

Kupang, Ekorantt.com – Pemerintah Kota Kupang terus berupaya menekan angka stunting sebagai upaya mewujudkan generasi sehat dan berkualitas di masa depan.

Berbagai langkah strategis dilakukan melalui sinergi lintas sektor, peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, serta optimalisasi peran posyandu di setiap kelurahan.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Kupang, I Gusti Agung Ngurah Suarnawa menegaskan, penanganan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan semata, tetapi merupakan gerakan bersama seluruh elemen pemerintah dan masyarakat.

“Stunting adalah persoalan serius yang harus kita atasi secara kolaboratif. Pemerintah, tenaga kesehatan, kader posyandu, dan keluarga harus berjalan seiring,” ujarnya kepada Ekora NTT pada Jumat, 31 Oktober 2025.

Menurut Suarnawa, berbagai program telah dijalankan untuk mendorong percepatan penurunan stunting, seperti intervensi spesifik yang difokuskan pada remaja putri, ibu hamil, dan balita.

Untuk remaja putri, dilakukan skrining anemia serta pemberian tablet tambah darah secara rutin. Sementara bagi ibu hamil, diberikan tambahan asupan gizi dan tablet tambah darah selama masa kehamilan.

“Sedangkan untuk balita setelah kelahiran, dilakukan pemantauan pertumbuhan dan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Bayi usia 6–23 bulan dapat MP-ASI beragam dan mendapat imunisasi lengkap. Khusus untuk bayi gizi kurang dapat tambahan asupan gizi juga bayi kurang gizi buruk dapat layanan tata laksana gizi buruk,” jelas Suarnawa.

Ia menambahkan, intervensi penurunan stunting dilakukan di 51 kelurahan yang ada di Kota Kupang.

Selain intervensi spesifik, Pemkot Kupang juga melaksanakan berbagai langkah pendukung, antara lain pemenuhan kebutuhan alat antropometri untuk posyandu dalam memantau pertumbuhan bayi setiap bulan.

Upaya lain dilakukan melalui peningkatan kapasitas kader dan tenaga kesehatan dalam melakukan pemantauan dan intervensi dini tumbuh kembang balita melalui pelatihan.

Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan juga dilakukan secara rutin di posyandu, PAUD, dan TK/RA melalui kerja sama antara Pemkot Kupang dan UNICEF untuk deteksi serta penanganan balita bermasalah gizi.

Selain itu, Pemkot juga bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di mana dokter spesialis anak turun langsung ke puskesmas.

Langkah berikutnya adalah penyediaan nutrisi pangan olahan untuk diet khusus bagi balita dengan berat badan kurang atau tidak naik, serta penyediaan nutrisi pangan olahan untuk keperluan medis khusus (PKMK) bagi balita stunting.

“Selanjutnya adalah menjaring kerja sama dengan berbagai pihak untuk program orang tua asuh,” jelas Suarnawa.

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img