Kelurahan Rowang Deklarasikan Program Ramah Anak Migrasi

Lurah Rowang, Felko Magur mengatakan, Kelurahan Rowang mendukung Manggarai sebagai kabupaten yang ramah anak.

Ruteng, Ekorantt.com – Kelurahan Rowang, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, mendeklarasikan diri sebagai kelurahan ramah anak migrasi dalam sebuah kegiatan yang digelar di Aula St. Yosef Katedral Ruteng, Senin, 24 November 2025.

Deklarasi dirangkaikan dengan penandatanganan kerja sama antara Pemerintah Kelurahan Rowang dan Karya Kemanusiaan Weta Gerak, lembaga di bawah Yayasan Gembala Baik Indonesia.

Inisiatif tersebut menegaskan komitmen pemerintah kelurahan bersama lembaga mitra dalam memastikan hak-hak anak migran terpenuhi, khususnya mereka yang tinggal di rumah kos dan asrama di wilayah Rowang.


Lurah Rowang, Felko Magur mengatakan, Kelurahan Rowang mendukung Manggarai sebagai kabupaten yang ramah anak. Fokus utama program adalah perlindungan hak-hak anak migran.

“Program ini lahir dari kesadaran kita bersama,” kata Magur.

Ia mengatakan, Rowang menjadi rumah bagi banyak anak-anak migran yang berada dalam posisi rentan sebagai kelompok minoritas.

“Tujuan utama dari ini untuk melindungi hak-hak anak dan mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak, khususnya bagi anak-anak migran ini,” tuturnya.

Ia menambahkan, pemerintah kelurahan ingin memastikan tidak ada satu pun anak yang merasa terasingkan atau kehilangan haknya. Kerja sama yang ditandatangani, kata Magur, bukan sekadar formalitas. Selama ini, kedua lembaga telah melakukan berbagai kegiatan sebagai fondasi gerakan bersama tersebut.

“Kita telah memetakan lokasi dan kondisi tempat tinggal anak-anak migran untuk memastikan intervensi yang tepat sasaran,” ujarnya.

Selain pemetaan, Kelurahan Rowang juga memperkenalkan aplikasi aduan kekerasan berbasis digital.

“Kami bangga memperkenalkan R-Respon atau Rowang Responsif Aduan Kekerasan terhadap Anak),” ungkap Magur.

Aplikasi tersebut dirancang untuk memastikan setiap laporan kekerasan terhadap anak dapat ditangani dengan cepat, responsif, dan tetap menjaga kerahasiaan pelapor.

Magur menyebut pemerintah kelurahan juga telah menyalurkan bantuan sosial kepada anak-anak kos sebagai bentuk ajakan untuk menjadi bagian dari keluarga besar Kelurahan Rowang.

“Mereka bukan orang luar, mereka adalah anak-anak kita. Dan tentu saja masih banyak kegiatan yang sudah, sedang, dan akan kami selenggarakan ke depan,” katanya.

Ia berharap model program ramah anak migrasi yang diluncurkan dapat menjadi contoh bagi kelurahan-kelurahan lain di Langke Rembong.

“Mari kita jadikan kota Ruteng sebagai contoh nyata lingkungan yang aman, nyaman, dan ramah bagi setiap anak, tanpa terkecuali,” ajaknya.

Kepala Unit Karya Sosial Kemanusiaan Weta Gerak Ruteng, Suster Flora Nirmala Bude, RGS, mengatakan inisiatif ini merupakan upaya kolektif menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan melindungi anak.

Ia menegaskan, komitmen perlindungan anak diwujudkan melalui kerja sama lintas elemen.

Menurut Suster Flora, Yayasan Gembala Baik menjalankan pelayanan sosial kemanusiaan yang berfokus pada pemberdayaan, pemulihan hak, dan penghormatan martabat manusia, berpegang pada moto Santa Maria Euphrasia: “Setiap pribadi jauh lebih berharga daripada seluruh dunia.”

“Bagi kami, setiap anak adalah berharga, termasuk anak-anak migran,” ungkapnya.

Suster Flora meyakini program ini adalah investasi jangka panjang bagi masa depan generasi muda Manggarai dan Indonesia.

Karena itu, pihaknya berkomitmen mendukung Kelurahan Rowang melalui sejumlah program, termasuk penguatan sistem perlindungan anak, digitalisasi layanan melalui E-Response, pendampingan berkelanjutan, dan kegiatan edukasi serta preventif.

“Selain itu juga rangkaian kegiatan bakti sosial akan terus dilaksanakan dalam rangka 100 tahun Gembala Baik hadir di Indonesia dan 40 tahun di Keuskupan Ruteng pada tahun 2027 sebagai bentuk partisipasi kongregasi dalam isu anak migrasi,” pungkasnya.

Kegiatan ini dihadiri sejumlah unsur, di antaranya perwakilan Kecamatan Langke Rembong, Komisi Keluarga Keuskupan Ruteng, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Manggarai, para lurah sekecamatan Langke Rembong, UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi NTT, serta Unit Perlindungan Perempuan dan Anak.

Turut hadir pula pelaku usaha rumah kos dan asrama di Kelurahan Rowang, serta 20 perwakilan anak kos dan asrama.

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img