Bulog Maumere Pastikan Stok Beras Aman hingga Maret 2026

Dengan keterbatasan jumlah personel, ia berharap warga dan Satgas pangan ikut mengawasi peredaran beras SPHP.

Maumere, Ekorantt.com – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Maumere memastikan pasokan beras di Kabupaten Sikka aman menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Stok di gudang cukup hingga Maret 2026 sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan potensi kelangkaan.

“Masyarakat Sikka tidak perlu khawatir sebab stok beras masih mencukupi untuk jangka waktu tiga bulan ke depan,” ujar Kepala Perum Bulog Maumere, Marthen Luther Sesa di Kantor Bulog Maumere, Selasa, 2 Desember 2025.

Bulog mencatat total stok beras di gudang mencapai 1.250 ton, ditambah 500 ton yang sedang dalam perjalanan dari Jawa Timur serta 220 ton dari Nusa Tenggara Barat.

“Kami pastikan tidak ada kelangkaan beras di Kabupaten Sikka. Stok beras masih mencukupi terutama untuk menghadapi perayaan natal dan tahun Baru serta mengantisipasi cuaca buruk,” kata Marthen.

Ia menambahkan, harga jual beras di Bulog tetap stabil. Satu karung beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ukuran 5 kilogram dijual Rp60 ribu.

Beras merek Serta Ramos ukuran sama dijual Rp75 ribu, sementara minyak goreng Minyak Kita ukuran satu liter dipatok Rp18 ribu.

“Masyarakat bisa langsung membeli beras dan minyak goreng di kantor Bulog Maumere,” ujar Marthen.

Ia meminta masyarakat aktif mengawasi penjualan beras SPHP di lapangan. Warga diimbau melapor jika menemukan pengecer menjual beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

HET beras SPHP ditetapkan Rp13.100 per kilogram atau Rp65.500 untuk satu karung beras ukuran 5 kilogram.

Marthen menegaskan, pengecer tidak boleh menjual beras SPHP di atas harga tersebut.

“Kalau ada pengecer nakal yang menjual dengan harga Rp14 ribu per kilogram sehingga satu karung beras SPHP dijual seharga Rp70 ribu bisa melaporkannya kepada kami agar bisa ditindak,” ujar Marthen.

Dengan keterbatasan jumlah personel, ia berharap warga dan Satgas pangan ikut mengawasi peredaran beras SPHP.

“Kami juga berharap Satgas pangan dan awak media untuk bersama-sama mengawasi kalau ada pengecer nakal yang jual beras SPHP dengan harga di atas HET,” katanya.

Bulog mencatat ada 75 pengecer beras SPHP di Kabupaten Sikka. Marthen mengingatkan para pengecer agar tidak mengambil keuntungan berlebih.

Ia menambahkan, pemerintah telah membentuk Satuan Tugas Pengendalian Harga Beras untuk mengawasi praktik penjualan di atas HET.

“Satgas pengendalian harga beras terdiri dari, Polres, Dinas Ketahanan Pangan, Disperindag, Dinas Pertanian, dan Perum Bulog,” ujar Marthen.

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img