Tenaga Kesehatan Dua Kabupaten di NTT Perkuat Kapasitas Tangani ODDP

SPO Program Bersahaja Jaringan Peduli Masyarakat, Grace Mada mengatakan, pelatihan ini berfokus pada peningkatan keterampilan klinis tenaga kesehatan.

Ruteng, Ekorantt.com – Yayasan Ayo Indonesia dan Yayasan Jaringan Peduli Masyarakat menggelar pelatihan penguatan kapasitas bagi sejumlah tenaga kesehatan dari Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur pada Kamis, 4 Desember 2025.

Pelatihan yang berlangsung di Aula SLB Karya Murni Ruteng itu didukung Australian Volunteers International (AVI) dan menghadirkan Australian Volunteers Abroad Programme, Scott Brunero.

SPO Program Bersahaja Jaringan Peduli Masyarakat, Grace Mada mengatakan, pelatihan ini berfokus pada peningkatan keterampilan klinis tenaga kesehatan.

Ia menyebut kegiatan tersebut banyak membahas metode pengobatan bagi orang dengan disabilitas psikososial (ODDP) karena setiap pasien memiliki kontraindikasi dan efek samping obat yang berbeda.

“Kita melihat ada kebutuhan dari teman-teman di sini terkait penanganan pada ODDP,” ujarnya.

Selain penanganan medis, peserta juga mendalami penanganan pasien yang mengalami kambuhan serta hubungan terapeutik antarpasien.

“Jadi semua ini adalah kebutuhannya teman-teman di lapangan,” kata Grace.

Ia menekankan tujuan penguatan kapasitas ini agar tenaga kesehatan mampu mendampingi pasien dengan empati.

“Jadi isu kesehatan jiwa ini sangat penting karena perhatian pemerintah terhadap isu kesehatan sangat rendah,” ujarnya.

Menurut dia, banyak pasien dengan ODDP yang membutuhkan pendampingan intensif.

“Banyak teman kita yang ODDP dan tidak mungkin kita biarkan begitu saja. Ini menjadi penting bagaimana kita dampingi mereka,” tambahnya.

Grace juga menyebut isu kesehatan jiwa diproyeksi menjadi agenda utama Kementerian Kesehatan pada 2026 sehingga menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya lembaga tertentu.

Scott Brunero menilai para tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan memiliki motivasi belajar tinggi.

“Mereka ini akan menjadi leader terkait hal kesehatan mental di waktu yang akan datang,” katanya.

Ia menyebut tenaga kesehatan merupakan garda terdepan mengawal isu kesehatan mental, meski stigma terhadap ODDP masih kuat.

Brunero percaya edukasi yang terus-menerus dapat mengikis stigma tersebut.

“Orang akhirnya tereduksi dan mulai mengurangi stigma bahwa orang yang ODGJ bisa sama seperti kita,” tuturnya.

Koordinator Program Bersahaja Yayasan Ayo Indonesia, Jerry Santoso mengatakan, pelatihan digelar karena kebutuhan lapangan yang mendesak.

Ia menyoroti ketiadaan psikiater dan perawat spesialis jiwa di Manggarai dan Manggarai Timur sehingga beban layanan sepenuhnya bertumpu pada puskesmas.

“Jadi mereka harus dibekali kemampuan yang memadai. Urgensinya sederhana, tanpa peningkatan kapasitas, risiko salah penanganan dan keterlambatan intervensi untuk ODDP akan terus terjadi,” ujarnya.

Ia menilai beban kerja tidak sebanding dengan kapasitas daerah. Manggarai Timur mencatat 779 ODDP pada 2025, sedangkan Manggarai memiliki 892 pasien per Juni 2025.

“Bicara dua kabupaten dengan ratusan kasus ODDP, tapi tanpa satu pun psikiater, sangat tidak masuk akal,” kata Jerry.

Menurut dia, tanpa tenaga spesialis, puskesmas hanya dapat bertahan, bukan memberikan layanan yang layak.

Jerry menambahkan, pemulihan ODDP tidak dapat bertumpu pada pengobatan semata. Lingkungan yang mendukung, keluarga yang memahami kondisi pasien, dan layanan kesehatan yang tidak berhenti pada farmakologi menjadi faktor penting.

“Selama pemerintah hanya mengurus pil tanpa mengurus manusia dan konteks sosialnya, kita hanya memproduksi stabilitas semu, bukan pemulihan yang nyata di masyarakat,” tutupnya.

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img