Mbay, Ekorantt.com – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nagekeo, Gusti Pone, mengatakan pemerintah setempat telah memperpanjang status darurat bencana mengacu imbauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Kami sudah memperpanjang status darurat bencana di Nagekeo dengan bencana sebelumnya,” ujar Gusti dalam sambungan telepon Jumat malam, 12 Desember 2025.
Berkenaan dengan informasi BMKG mengenai potensi perkembangan bibit siklon 93S di wilayah selatan Bali dan Nusa Tenggara, BPBD Nagekeo telah mengimbau masyarakat lewat pemerintah desa.
Warga pesisir di utara dan selatan diimbau selalu waspada dampak gelombang laut dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter dalam waktu satu hingga dua hari ke depan.
Selanjutnyan untuk warga yang bermukim di dataran tinggi tetap tenang dan waspada dengan menebang pohon di pekarangan rumah.
“Kita telah melakukan upaya mitigasi dengan terus mensosialisasi kepada warga seperti di Desa Nangadhero, Desa Selalejo, dan Kelewae,” ungkap Gusti.
“Kita juga sudah lakukan simulasi bencana di Desa Lajawajo, Kelewae, dan Anakoli sebagai aksi nyata mengantisipasi.”
Belajar dari pengalaman bencana sebelumnya, BPBD Nagekeo juga telah memperkuat desa tangguh bencana (Destana) di hampir semua wilayah desa di Nagekeo.
Pihaknya juga telah menetapkan titik kumpul dan jalur evakuasi di wilayah yang cukup berpotensi seperti di jalur trans utara Nagekeo. Sedangkan di wilayah selatan masih kesulitan karena topografi, kata Gusti.
“Kami sudah beri masukan ke bupati untuk perluasan akses jalan di selatan. Jangan sampai kita evakuasi malah bisa terjadi kecelakaan,” kata Gusti.
Terakhir, Gusti meminta pemerintah desa untuk tetap siap siaga, berpartisipasi serta terus membangun komunikasi yang baik dengan BPBD dalam upaya mitigasi dampak bencana.
“Karena desa lebih dekat dengan masyarakat. Kapasitas desa menjadi hal penting dan menjadi daerah sentra untuk mitigasi bencana,” tandasnya.
Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, dalam konferensi pers pada Jumat, 12 Desember 2025 menuturkan bibit siklon 93S secara tidak langsung memicu cuaca ekstrem dalam satu hingga dua hari ke depan.
Meski potensi bibit siklon 93S untuk berkembang menjadi siklon tropis berpeluang rendah dalam 24-72 jam ke depan, namun potensi tersebut dapat memicu gelombang laut dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter yang bisa terjadi di wilayah NTT.
Teuku menambahkan bibit siklon 93S yang pertama kali teridentifikasi pada 11 Desember 2025, saat ini masih terpantau aktif dan berada di Samudra Hindia, tepatnya wilayah selatan Bali dan Nusa Tenggara.
“Kecepatan angin maksimum di sekitar bibit siklon mencapai 15 knot atau 28 kilometer per jam dengan tekanan 1.010 hekto pascal,” kata Teuku.
Mengenai perkembangan siklon 93S, BMKG sendiri telah memberi peringatan dini secara bertahap dan berkelanjutan kepada masyarakat dan pihak terkait.
Sebagai langkah kesiapsiagaan, BMKG juga telah berkoordinasi dengan BNPB, Basarnas, dan BPBD di wilayah terdampak. Koordinasi untuk memastikan langkah mitigasi dampak bencana, kata Teuku.
Ia mengimbau kepada masyarakat waspada dan tetap tenang terutama di wilayah yang berpotensi terdampak. Masyarakat juga diimbau agar tetap memantau informasi keadaan cuaca dari BMKG dalam waktu mendatang.













