Larantuka, Ekorantt.com – Konsorsium Lembaga Pemberdayaan Anak dan Masyarakat Flores (KLPAMF) mitra dari ChildFund menggelar diskusi yang disiarkan secara langsung melalui akun Facebook KLPAMF.
Diskusi bertajuk Inspirasi Pandemi Corona bagi Masa Depan Orang Muda pada Selasa, (23/6/2020) ini dipandu oleh Magdalena Oa Eda Tukan dari SimpaSio Institute dan menghadirkan tiga narasumber.
Ketiga narasumber itu adalah Monika Bataona-Pendamping Forum Anak Kabupaten Flores Timur lulusan dari Universits Gajah Mada Yogyakarta, Arkadius Balik-Pendamping Forum Anak Desa Kimakamak Adonara Barat dan Viktorianus Kebo Kaha-Pendamping Forum Anak Desa Lewohedo Solor Timur.
Diskusi yang berjalan alot selama dua jam lebih tersebut menghasilkan beberapa kesimpulan yang inspiratif dan sangat memberi motivasi bagi banyak kalangan, khususnya KLPAMF dalam menggagas program-program efektif dan tepat sasaran bagi generasi muda. Berikut beberapa kesimpuan dari diskusi tersebut;
Pertama, hikmat dari pagebluk Covid-19 yakni terbangunnya kesadaran akan perubahan budaya dan tantangan masa depan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi. Digitalisasi mengubah tatanan sosial dan menawarkan budaya baru. Kaum muda harus disipakan untuk memasuki era 4.0.
Kedua, penggunaan media sosial dalam semua bidang kehidupan, mengingatkan kita ikhwal pentingnya literasi digital bagi generasi muda. Kesadaran dan kemampuan bermedia sosial harus digalang pada kalangan generasi muda. Dengan demikian, kaum muda dapat menggunakan media sosial secara bertanggung jawab, bermanfaat, efektif, dan efisien.
Ketiga, penggunaan media sosial tidak sebatas alih teknologi melainkan juga alih budaya. Penggunaan media sosial dalam pembelajaran sekolah sungguh mempertimbangkan metodologi pembelajaran yang tepat.
Alhasil, pembelajaran tidak sebatas melakukan transfer informasi tapi sungguh dapat membantu peserta didik untuk dapat mandiri dan merdeka belajar, mengalami formasi, yakni pembentukan kualitas diri. Hal demikian juga menjadi perhatian dalam pola asuh anak.
Program pelatihan guru untuk menggunakan media sosial dalam pembelajaran tidak sebatas pada keterampilan operasional, melainkan juga kemampuan menerapkan metodologi pembelajran yang tepat.
Keempat, kaum muda memiliki potensi dan peduli pada persoalan-persoalan sosial budaya. Hendaknya kepada mereka diberi ruang dan peluang unutk mengaktualisasikan potensi dan kepedulian itu.
Propgram-program yang berpihak pada kaum muda hendaknya responsif pada kebutuhan, kegelisahan, dan harapan pewaris masa depan itu. Untuk itu generasi muda hendaknya disertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Mereka terlibat dalam Musrembangdes hingga pelaksanaan program-program pembangunan di desa. Mereka bukan sebatas sasaran, melainkan bagian integral pembangunan.
Kelima, untuk fenomena Kabupaten Flores Timur, pengembangan potensi di desa dapat mencegah perantauan generasi muda, khususnya perempuan menjadi TKW dan mencegah perdagangan manusia (human trafficking).
Kontributor: Eda Tukan (Simpasio Institute)