Rumah Pemulihan Stunting, Langkah Pemkab Sikka Tekan Angka Stunting

Maumere, Ekorantt.com – Demi menekan angka stunting, Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka menelurkan program rumah pemulihan stunting. Rumah pemulihan bernama ‘Lepo Gahar Naha Bisa’ ini bertujuan untuk membantu anak-anak yang menderita stunting akibat kekurangan gizi.

Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus kepada awak media di Maumere, Senin (10/8/2020) mengatakan, sebanyak 32 anak dikumpulkan di rumah pemulihan stunting untuk menjalani masa pemulihan.

Petugas kesehatan, jelas Herlemus, akan memperhatikan kebutuan gizi anak secara rutin. Tidak hanya itu, petugas juga akan memberikan pendidikan kepada orang tua tentang kesimbangan gizi makanan bagi anak.

Setiap hari, petugas kesehatan menjemput ke-32 anak tersebut dengan mobil, lalu diantar pulang setelah diberikan makanan bergizi. Cara ini dilakukan demi menangani stunting di tengah wabah Covid-19 yang sudah mendunia.

Herlemus menjelaskan, penanganan stunting di Sikka menyadur metode di sejumlah negara seperti Kolombia, Bangladesh, dan India. Metode di tiga negara ini terbukti mampu menekan angka penderita stunting hingga titik terendah.

“Selama enam bulan sangat signifikan sehingga kita mencari metode-metode. Ternyata yang dari Bangladesh, Kolombia dan India juga memakai metode itu sehingga mereka cepat keluar dari stunting,” kata Herlemus.

Herlemus menambahkan, selama dua bulan, pihaknya menerapkan metode itu secara intens, melibatkan tenaga kesehatan yang sudah terlatih. Tumbuh kembang anak dipantau secara langsung.

“Mulai dari berat badannya. Kemudian tinggi badan setiap tiga bulan dan enam bulan harus diukur. Tapi kalau kita lihat dari pola makan anak-anak mulai awal susah makan tetapi setelah masuk bulan kedua ini pola makan semakin baik,” ujarnya.

“Kalau selama enam bulan metode yang diterapkan ini berhasil. Kita akan replikasi untuk seluruh desa dan kelurahan. Stunting itu ada di desa dan kelurahan. Kita lagi pantau metode ini. Jika berhasil, maka kita replikasi 2021,” tambahnya.

Khusus di Sikka, jelas Herlemus, penanganan stunting saat ini juga difokuskan pada ibu hamil. Hal ini dilakukan karena dari data yang ada menunjukkan bahwa ibu hamil berpotensi besar mengalami kekurangan energi.

“Penanganannya kita berikan gizi yang baik untuk ibu hamil sehingga pada saat melahirkan anak-anak tidak mengalami stunting,” kata Herlemus.

Warga Kecamatan Alok, Teresia Dafonsa mengaku senang dengan program rumah pemulihan stunting yang dicanangkan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka.

“Saya senang karena hampir dua bulan mengikuti program di rumah pemulihan stunting ini, anak saya mengalami perkembangan. Berat badannya sebelum ikut program ini 8,1 kilogram. Tapi setelah ikut di sini berat badan naik menjadi 8,6 kilogram. Makanannya juga bergizi. Saat ini usia anak saya 1,5 tahun,” kata Teresia.

Angka Stunting

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka mencatat sebanyak 4.709 kasus stunting di Kabupaten Sikka. Memang terjadi penurunan jumlah anak stunting dari 25 persen tahun lalu menjadi 23 persen pada tahun ini.

“Kita punya data stunting di Sikka 4.709 termasuk 32 anak stunting yang sedang mengikuti pemulihan di rumah stunting. Pencapaian ini jauh lebih baik bila dibandingkan dengan data provinsi NTT yang saat ini mencapai 38, 6 persen,” ungkap Herlemus.

Dalam skala Provinsi NTT, angka stunting di Sikka berada pada urutan ke-10 dari 22 kabupaten/kota di NTT. Kabupaten Timor Tengah Selatan berada pada nomor wahid yakni 13.601 kasus. Disusul menyusul Kabupaten Kupang dengan angka stunting sebanyak 7.891 kasus.

Urutan selanjutnya, Kabupaten Timor Tengah Utara dengan 7.189 kasus, Manggarai 6.184 kasus, Sumba Barat Daya 6.074 kasus, Flores Timur 5.245 kasus, Kota Kupang 5.151 kasus, Malaka 4.886 kasus, dan Sumba Timur 4.839 kasus.

Angka stunting di kabupaten-kabupaten lain berkisar pada 1.000 sampai 4.700 kasus. Sementara jumlah angka stunting paling rendah  ada di Kabupaten Sumba Tengah yakni 1.109 kasus. Total angka stunting di NTT sebanyak 99.534 kasus.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA