Ende, Ekorantt.com – Ratusan warga Kampung Niosanggo dan Detujanga, Desa Aendoko, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende-NTT bergotong royong membangun jembatan gantung yang menghubungkan dua wilayah tersebut. Sebab, akses di wilayah itu bertahun-tahun menjadi kendala jika saat musim hujan seperti saat ini.
Untuk melancarkan akses masyarakat dua wilayah tersebut, Pemerintah Desa Aendoko menggelontorkan 373 Juta dari sumber Dana Desa (DD) Tahun Anggaran 2021 untuk membangun jembatan gantung sepanjang 36 meter itu. Pekerjaannya dikelola secara Padat Karya Tunai (PKT) yang melibatkan seluruh warga desa.
Kepala Desa Aendoko, Vinsensius Agustinus Kami menyatakan pemerintah sudah seharusnya membangun infrastruktur jembatan yang menghubungkan dua wilayah itu karena sudah puluhan tahun akses kedua wilayah tersebut terhambat disaat musim hujan.
Ia menuturkan, imbas tidak adanya jembatan tersebut memberi dampak negatif terhadap proses belajar mengajar di sekolah karena sering terjadi banjir di Kali Lowolaka. Selain itu, menyebabkan akses ekonomi dan layanan kesehatan di Kampung Detujanga tersendat-sendat.
“Ini dibangun untuk keluarkan kampung kita dari isolasi. Semangat gotong-royong dan kebersamaan kita diharapkan akan membuat pekerjaan ini selesai tepat waktu sesuai target perencanaan,”kata Vinsensius saat peletakan batu pertama pada Selasa, (09/03/2021).
Kades Vinsen menerangkan, pembangunan jembatan gantung dengan nilai ratusan juta tersebut menjadi prioritas utama perencanaan dana desa tahun 2021. Hal ini untuk menjawab kebutuhan warga disaat memasuki musim hujan. Selain melayani kebutuhan anak sekolah, jembatan tersebut sebagai penghubung akses ekonomi warga yang hendak memasarkan hasil pertanian dan perkebunan.
Sejalan dengan itu, pihaknyapun merasa bangga karena jaringan listrik PLN masuk ke wilayah mereka tahun ini.
“Ini tahun rahmat untuk kita. Walau ditengah pandemi Covid-19, desa kita mendapatkan layanan listrik PLN dan juga membangun jembatan gantung. Perkembangan ini merupakan wujud perjuangan bersama warga, BPD dan Pemerintah Desa Aendoko,”tutur Vinsensius.
Sementara Maria (45), warga Dusun Detujanga, mengaku senang karena Pemerintah Desa Aendoko menjadikan usulan dari dusunnya sebagai prioritas pada tahun 2021. Menurut Maria, jika jembatan gantung telah dibangun maka warga tidak akan mengalami kesulitan pada setiap musim hujan.
“Kami disini kalau pada saat hujan maka tidak bisa keluar kampung karena Kali Lowolaka pasti banjir. Butuh waktu 4 sampai 5 jam baru bisa lewat. Anak sekolah akan libur dengan sendiri,”terang Maria.
Hal serupa diucapkan Juan Modhi, siswa SD Wolomage, Desa Aendoko. Juan mengaku senang menyaksikan para orang tua mulai membangun jembatan gantung.
“Senang om. Kemarin kalau hujan kami sudah takut ke sekolah, banjirnya besar. Kalau sudah ada jembatan kami tidak akan rasakan itu lagi. Kami rajin ke sekolah,”kata Juan.
Ansel Kaise