Salah satu wisata alam menarik di sekitaran kota Larantuka adalah pantai Weri di Kelurahan Weri, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Pantai ini merupakan salah satu pantai yang berada pada bagian paling timur dalam lanskap pulau Flores.
Beberapa waktu lalu, saya sempat berkunjung ke lokasi ini dan menyaksikan segelintir perubahan berarti. Perubahannya merujuk pada semakin apiknya penataan ruang juga spot-spot dengan beragam variasi yang sangat kekinian. Sekarang, pantai Weri ini lebih dikenal dengan nama Asam Satu Beach.
Masuk ke dalam, pada bagian pinggiran pantai, saya melihat adanya sejumlah pondok untuk berteduh juga tempat-tempat sampah yang terbuat dari bahan-bahan tradisional. Selain itu, terdapat juga plang-plang kayu penuh warna yang diberi aksesoris menarik.
Saya duga, pantai ini tampaknya ditata untuk generasi milenial sekarang yang memang punya kecenderungan tinggi untuk berwisata dan melakukan foto-foto ria.
Pada salah satu spot foto saja, terdapat pajangan kata-kata cinta yang ditulis dalam bahasa Nagi, semisal pemete cinta, kedata buke oa, sepenga le, dan tasangko.
Kata-kata tersebut merupakan tuturan khas anak-anak muda Larantuka dalam konteks pergaulan sosial mereka, terutama berkenaan dengan kisah cinta.
Kondisi laut pantai Weri sendiri memang jernih dengan hamparan pasirnya yang eksotis. Saya cukup lama menikmati keindahan ini. Bunyi debur ombak dan kesiur angin laut semakin memberikan nuansa syahdu. Tampak juga beberapa nelayan sedang melaut di sepanjang teluk Larantuka.
Ternyata, objek wisata pantai Weri atau Asam Satu Beach ini dikelola oleh anak-anak muda Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Kelurahan Weri. Mereka menata kembali lokasi tersebut yang sebelumnya tidak terlalu terurus.
Saya bertemu dengan Rudy Fernandes, salah seorang pengelola di situ, dan dia sempat menuturkan aktivitas mereka.
“Kami bersihkan ulang dan dengan swadaya yang ada, kami bangun beberapa sarana bagi wisatawan supaya rasa nyaman di sini,” tandasnya.
Awalnya, apa yang dilakukan Rudy dan kawan-kawannya tidak terlalu mendapat perhatian serius dari khalayak banyak, terlebih dari pemerintah daerah. Namun, perlahan tapi pasti, kerja keras dan niat baik mereka rupanya membuahkan hasil.
Bantuan fasilitas pun datang dari berbagai instansi dan penataan jadi semakin baik. Kunjungan wisatawan makin hari makin meningkat. Tak hanya orang-orang lokal atau anak muda saja, tetapi juga turis-turis asing.
Pantai Weri sungguh telah menampilkan wajah barunya. Akan tetapi, di atas semuanya itu, keberadaannya harus dijaga agar tidak mudah tercemar oleh ulah-ulah manusia.
Selain itu, para pengelolanya juga mesti fokus pada pelayanan dan pemeliharaan fasilitas infrastruktur yang ada, seperti kamar mandi dan toilet, demi timbulkan efek nyaman bagi siapa saja yang datang bertandang.
Elvan de Porres