Maumere, Ekorantt.com- Lima hektare tanaman padi di Desa Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka diserang hama walang sangit. Serangan hama ini terjadi sejak Maret 2021 lalu. Petani pun terancam gagal panen
Penyuluh Pertanian Desa Bhera, Kecamatan Mego, Maria Agustina Dua Nona yang dikonfirmasi Ekora NTT, Minggu (25/4/2021) mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Mego setelah mendapat laporan warga dan pengamatan langsung di area persawahan.
“Tanaman padi yang terserang pada fase bunga sampai masak susu, terdapat bulir-bulir padi yang rusak dan intensitas serangannya cukup tinggi dengan kepadatan populasi 20 ekor/m2,” jelas Dua Nona .
Sementara itu, Koordinator BPP Mego, Fransiskus A. Adritrianto, mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi meluasnya serangan hama dengan melakukan program gerdal pada akhir Maret lalu. Program ini berupa penyemprotan masal menggunakan racun pestisida jenis insektisida yang berbahan aktif BPMC 500 g/l.
“Kita lakukan secara serentak di lima hektare. Kita imbau kalau petani turun ke sawah selalu perhatikan tanaman padinya, terutama yang diperhatikan ialah rumpun padinya harus dibuka dan diamati mulai dari batang sampai di malai, apakah ada hama dan penyakitnya?”, dan kalau ada segera dilaporkan kepada PPL setempat, sehingga permasalahan bisa cepat diatasi,” ujarnya
Ia menjelaskan kegiatan gardal tersebut melibatkan para penyuluh BPP, petugas POPT Kecamatan Mego dan anggota kelompok tani Poilima, Desa Bhera sebanyak17 orang. “Kita antisipasi agar tidak gagal panen,” katanya.
Terpisah, Ketua Kelompok Tani Poilima, Desa Bhera, Regina Rere mengapresiasi upaya cepat yang dilakukan petugas pertanian di dari BPP Mego.
“Kami berterima kasih karena laporan kami langsung ditindaklanjuti oleh Petugas POPT dan Para Penyuluh di BPP. Kalau tidak kami bisa gagal panen,” ujarnya.
Ansel Kaise