Dekranasda NTT Mulai Lirik Bambu untuk Berdayakan Ibu-ibu

Bajawa, Ekorantt.com – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT Julie Sutrisno Laiskodat mulai melirik bambu sebagai potensi pemberdayaan ibu-ibu di NTT. Pernyataan ini disampaikan Julie saat berkunjung ke Kampus Bambu milik Yayasan Bambu Lestari (YBL) di Desa Ratogesa, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada bersama Deputi Bidang Koordinasi Pengelola Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Dr. Ir Nani Hendiarti serta rombongan pada Jumat, (04/03/2022).

“Saya selalu mencari potensi ada 3.300 desa, dan Ngada sebelumnya saya geluti kopi. Sekarang saya mulai melihat bambu sebagai potensi yang luar biasa,” ujar Julie kepada wartawan.

Julie sendiri menginginkan keterlibatan ibu-ibu dalam melestarikan lingkungan di wilayah NTT. Untuk itu ia berharap dukungan keilmuan dari YBL serta anggaran dari Gubernur NTT.

“Kenapa saya libatkan mama-mama, karena menurut saya perhutanan sosial biasanya diperankan oleh para pria. Jadi, saya mau menunjukkan bahwa perempuan itu bisa, selain membantu secara ekonomi juga untuk pelestarian lingkungan,” katanya.

Julie menambahkan saat ini baru 20 desa bambu yang ada di NTT dari target 200 desa bambu yang diintervensi YBL. Ke-20 desa itu diperankan oleh ibu-ibu desa yang menjadi pelopor bambu.

“Kami sudah lakukan penyemaian bambu dan 20 desa bambu. Saya tidak mengerti soal bambu tapi proses dari hulu kita libatkan mama-mama. Nantinya ada YBL terapkan ilmu dan aksi nyata dan ada investor indo bambu sebagai hilirnya. Dengan potensi ini kita berkembang,” jelas Julie.

Sebelumnya, dalam testimoni yang difasilitasi pihak YBL, kelompok ibu-ibu di Maumere, Kabupaten Sikka berharap adanya tindaklanjut dari pemerintah terhadap proses pemberdayaan ibu-ibu.

“Kami minta perhatian dari pemerintah pusat dan kiranya ada tindaklanjut ke depan dalam kelompok ibu-ibu ini,” kata seorang ibu dari Maumere, yang disampaikan melalui zoom usai testimoni pembibitan bambu.

Hal itu juga diungkapkan Lordes Baya, Ketua Kelompok Bambu Delima, Desa Wolowea, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo. Ia berharap dengan adanya tindaklanjut dapat meningkatkan ekonomi para ibu-ibu.

“Kami mau sampaikan kepada ibu Deputi tadi, bagaimana tindaklanjut ke depan. Kami berharap ada perhatian mengenai kelompok ibu-ibu sebagai pelopor bambu di wilayah desa,” kata Lordes.

Deputi Bidang Koordinasi Pengelola Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Dr. Ir Nani Hendiarti menyatakan permintaan para ibu-ibu terkait dukungan peralatan dan pendanaan akan ditindaklanjuti pada waktu mendatang.

Nani Hendiarti berjanji akan memproses proposal yang diajukan kelompok ibu-ibu dalam proses pengembangan bambu ke depannya.

“Tadi sudah ada proposal yang disampaikan dan kami akan memproses proposal itu. Dalam Proposal ada dua cakupan permintaan oleh ibu-ibu bambu yakni peralatan dan pendanaan. Pendanaan itu untuk pendampingan, nanti itu akan kita proses,” katanya.

Ke depan, tambah Nani, akan dilakukan pemetaan wilayah potensi bambu untuk mencapai target pengembangan 200 desa bambu yang diperankan ibu-ibu dan kebutuhan investasi termasuk pabrik.

Ian Bala

spot_img
TERKINI
BACA JUGA