Atambua, Ekorantt.com – Peresmian Kantor KSP Pintu Air Cabang Mota’ain diawali dengan misa syukur yang dipimpin oleh Pater George Kirchberger, SVD didampingi beberapa imam konselebrantes.
Bertempat di Desa Silawan, Dusun Beilaka, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, ribuan umat menghadiri Misa Syukur Peresmian Kantor KSP Kopdit Pintu Air Cabang Mota’ain pada Selasa, 18 Oktober 2022 pagi.
Misa Syukur Peresmian Cabang ke-54 Kopdit Pintu Air ini dihadiri langsung Ketua KSP Kopdit Pintu Air Yakobus Jano, tokoh koperasi nasional Romanus Woga, General Manajer, Gabriel Pito Sorowutun, Ketua Pengawas, Barnabas Hening, Pengurus Bagian Humas dan Promosi, Vinsensius Deo, Sekretaris, Agustinus Nong, Sekretaris II, Tonceanus Jawa, Sekretaris Pengawas, Klemas Na’at dan Staf Manajemen, Tarsisius Aman dan Udis Lake.
Sebelum misa syukur, rombongan dari kantor pusat dijemput secara adat Hase Hawaka, adat Fia Laran Loro Bauho oleh tokoh adat Desa Silawan, Matheus Mones.
Ritual adat tersebut dimaksudkan untuk meminta restu para leluhur (nenek moyang) membuka jalan bagi rombongan agar diterima dan didampingi sampai di tempat acara.
Selain itu, untuk melindungi seluruh karyawan yang bekerja di Kantor Cabang Mota’ain dan seluruh anggota koperasi. Tak hanya itu, rombongan juga diarak masuk dengan Tarian Likurai.
Pesan Kotbah
Pater George Kirchberger, SVD dalam kotbahnya, mengajak para komite dan manajemen Cabang Mota’ain untuk selalu dekat dan menjalin relasi dengan Tuhan.
“Dengan berelasi dengan Tuhan, kita telah bekerja sama Tuhan. Yang artinya, kita mendapatkan dukungan Tuhan dan Tuhan dekat dengan kita sehingga Tuhan memberikan daya dan dorongan untuk mampu bekerja sama dengan anggota menurut cara dan gayanya masing-masing,” jelas Pater Kirch.
“Tuhan memberi kita kekuatan, memberi inspirasi, dorongan dan kita harus gunakan bakat, data yang kita miliki untuk melaksanakan kerja sama,” sambungnya.
Pater Kirchberger juga mengajak pengelola Pintu Air untuk hidup dalam solidaritas. Hal ini seturut dengan ajakan Tuhan Yesus yakni solidaritas atau perhatian terhadap sesama atau orang lain.
“Hendaknya kamu menganggap yang lain lebih utama dari diri sendiri. Seturut pedoman dengan inti yakni perhatikan orang lain. Kita akan menjadi garam dunia, terang dunia dan sel hidup untuk memberikan semangat yang sama dengan mereka dan hidup bersama dengan mereka,” harap Pater Kirch.
“Pemberkatan gedung kantor ini dikembangkan dan bisa bertumbuh dengan semangat solidaritas dan perhatian bagi sesama,” tambahnya.
Pater Kirch juga mengingatkan komite dan manajemen Cabang Mota’ain agar lebih memperhatikan kebutuhan anggota.
Pengelola, kata Pater Kirch, harus mampu mengenal anggotanya. Tidak boleh melupakan anggota karena mereka adalah pemilik koperasi.
Paling penting juga adalah mengenal dan mengetahui kesulitan anggota dan sedapat mungkin mendampingi usaha anggota.
“Kalau mereka sudah puas dan mendapat jalan bagi kesulitan maka akan menjadi anggota aktif dan turut serta membangun lembaga ini,” pungkasnya.