Mbay, Ekorantt.com – Warga Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Petrus Pukat meminta pemerintah menempatkan petugas di perbatasan untuk mengawasi keluar masuk ternak babi.
Hal ini disampaikan Petrus untuk menghentikan penyebaran virus ASF atau demam babi Afrika yang sudah menyerang ternak babi di Kupang, Flores Timur dan Sikka.
“Jadi kita minta keseriusan pemerintah mengingat populasi ternak babi kita sudah mulai membaik,” ujar Petrus, Kamis.
Pencegahan secara dini dinilai penting, kata Petrus. Sebab menurutnya, bila satu ekor babi sudah terjangkit maka kesulitan untuk mengendalikan.
“Babi ini sangat membantu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Saya minta secara supaya tidak terlambat,” kata Petrus menegaskan.
Camat Nangaroro Gaspar Taka meminta warga bahu membahu mengawasi keluar masuk ternak babi untuk mencegah penyebaran virus ASF.
“Kami minta bantu warga bersama pemerintah awasi. Yah, kita sama-sama awasi di perbatasan Nagekeo-Ende,” ujar Gaspar, Jumat pagi.
Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Peternakan sudah mengeluarkan pengumuman kepada warga agar tetap waspada terhadap ASF.
Sejauh ini belum ada laporan kematian ternak babi akibat ASF di wilayah Nangaroro maupun Nagekeo secara umum. Namun, pemerintah tetap meminta masyarakat tetap berjaga-jaga.
“Wilayah kita (Nangaroro) belum ada laporan. Tapi kita harus waspada, tidak boleh lengah,” ujar Gaspar.
Kepala Dinas Peternakan Nagekeo Klementina Dawo mengimbau peternak babi dan warga tetap menerapkan biosecurity, kebersihan dan sanitasi kandang, dan menjaga kekebalan tubuh babi dengan pemberian makanan yang bergizi.
Sebaliknya, ternak babi dilarang memberi makanan sisa seperti se’i babi, pentol babi, sosis atau makanan sejenisnya yang dapat menyebabkan penyebaran ASF.
“Tidak lagi pengadaan babi dari luar wilayah. Harus cari babi lokal yang ada di wilayah kita,” kata Kadis Klementina.