Pemdes Hokeng Jaya Siap Gandeng Local Champion untuk Pendampingan Petani Kakao

Larantuka, Ekorantt.com – Dampak nyata dari perubahan iklim yang dirasakan para petani di Desa Hokeng Jaya adalah rusaknya buah kakao. Serangan hama helopeltis dan penggerek buah menyebabkan pendapatan petani menurun drastis.

Upaya untuk melakukan aksi bersama mengatasi serangan hama ini pun mengerucut dalam diskusi bersama yang digelar oleh para anak muda yang bergabung dalam Local Champion dampingan Yayasan Ayu Tani Mandiri pada Sabtu, 1 April 2023 betempat di aula kantor desa Hokeng Jaya.

Kepala Desa Hokeng Jaya, Gabriel Namang mengemukakan pihaknya siap bekerjasama dengan para anak muda local champion dan menggandeng para pihak yang ahli dalam tanaman kakao.

“Beberapa tahun belakangan ini pendapatan para petani dari kakao menurun karena hampir semuanya rusak terserang hama ditambah lagi sanitasi kebun yang buruk jadi faktor penyebab,” ujar Gabriel.

Gabriel menambahkan, adanya anak muda yang peduli dan serius bicara perubahan iklim menjadi nilai tambah bagi pihak desa untuk bersama-sama terlibat dalam isu pangan dan lingkungan.

“Saya senang karena hadirnya para local champion jelas membawa pengaruh untuk semakin berkembangnya kesadaran warga terhadap perubahan iklim ini,” ujar Kades Bebi, sapaan dari Gabriel Namang.

Ray Blolong, local champion yang juga menjadi pembicara dalam forum pembahasan sosialisasi perubahan iklim, mengemukakan bahwa anak muda yang tergabung dalam local champion wajib dan senantiasa sadar akan peran dan tanggung jawabnya terhadap lingkungan.

Para local champion didorong untuk ikut mempengaruhi warga desa agar peduli dengan dampak nyata perubahan iklim yang sudah ada di depan mata.

Ia pun mengaku siap bersama Pemerintah Desa Hokeng Jaya untuk terlibat dalam kampanye perubahan iklim yang berdampak pada tanaman komoditi milik warga.

“Orang muda mesti tanggap dan peduli dengan demikian wajib bagi kami untuk bersama pemerintah desa dalam aksi-aksi yang berkaitan dengan mitigasi perubahan iklim,” jelas Ray.

Sementara itu Wilfrid Kabelen, Ketua Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Maria Ratu Semesta Alam Hokeng menjelaskan, berhadapan dengan dampak nyata perubahan iklim, orang muda harus terus menunjukkan perannya.

Menurut Wilfrid, orang muda bisa mulai dengan aksi penanaman aneka pohon untuk konservasi termasuk pohon kelapa di kebun untuk menggantikan tanaman kelapa yang sudah tua.

“Kalau kita tanam kelapa kita bisa tentukan beberapa pohon untuk jadi pohon tuak. Dari 10 pohon yang kita pakai untuk iris tuak dalam sehari ketika kita jual sudah dapat Rp350.000. Ya itu sebagai orang muda di desa kita ikut membantu ekonomi rumah tangga keluarga kita,” ujar Wilfrid.

Forum diskusi pembahasan sosialisasi perubahan iklim juga memutuskan beberapa rekomendasi selain pendampingan untuk para petani kakao juga adanya rencana bersama untuk penanaman bambu dan pembibitan anakan pohon.

Lence Mulan dan Ros Onan (Local champion Desa Hokeng Jaya)

spot_img
TERKINI
BACA JUGA