Larantuka, Ekorantt.com – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Bintang Puspayoga berbicara soal pemberdayaan ekonomi perempuan dan upaya pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) saat berkunjung ke Desa Wulublolong, Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur, Rabu, 24 Mei 2023.
Tahun ini, kata Bintang, sebanyak 55 jenazah pekerja migran dibawa pulang ke Nusa Tenggara Timur.
Untuk itu, Menteri Bintang mendorong semua stakeholder mesti berperan untuk melindungi warga masyarakat agar terhindar dari human trafficking.
“Ibu-ibu harus berdaya secara ekonomi menjadi hal penting untuk bisa menyelesaikan permasalahan, apalagi tindak pidana perdagangan orang,” tuturnya.
Bintang menambahkan, banyak modus yang digunakan dalam kasus perdagangan manusia.
“Misalnya; ada pemalsuan identitas. Ini untuk mendapat gaji yang besar dan sebagainya,” ujarnya.
Padahal, mama-mama di kampung memiliki keterampilan yang berdampak positif pada ekonomi keluarga. Karena itu, mama-mama didorong untuk berkarya secara berkelanjutan.
“Dan tidak ada lagi kita tertipu oleh perdagangan. Karena di beberapa daerah sudah ada Perdes,” imbuh Bintang.
Untuk kasus TPPO, klaim Bintang, negara hadir. Penanganannya tidak hanya menjadi tanggung jawab gubernur hingga kepala desa, tetapi menjadi tanggung jawab bersama semua pihak.
Di sisi lain, Bintang menyentil persoalan stunting yang membutuhkan komitmen untuk penyelesaian secara bersama-sama. Butuh pendampingan yang berkelanjutan demi menekan angka stunting.
“Ada banyak anak stunting. Kehadiran kita semua untuk mengedukasi masyarakat untuk mewujudkan Indonesia emas 2045,” ajaknya.
Di kementerian, kata Bintang, ketika bicara soal perlindungan terhadap masyarakat, maka perlu ada perhatian soal pendidikan anak, penurunan anak stunting, dan partisipasi perempuan dan anak.
Dalam kunjungan itu, ia melihat lebih dekat aktivitas mama-mama penganyam yang mendapat dampingan dari Du Anyam. Ia pun mengapresiasi kerja kreatif Du Anyam dalam membangkitkan tradisi mengayam di Flores Timur.