Kupang, Ekorantt.com – Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi kepulauan di Indonesia. Tidak heran karena kondisi ini membuat NTT bergelimang hasil laut dan perikanan.
Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake kemudian membeberkan sejumlah potensi kelautan dan perikanan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Potensi perikanan tangkap NTT, ungkap dia, mencapai 393.360 ton per tahun, namun pemanfaatannya baru sekitar 48 persen.
Lalu, potensi lahan rumput laut mencapai 89.110,10 hektare dan baru dimanfaatkan sekitar 16 persen.
Selanjutnya, potensi lahan garam di NTT mencapai 52 ribu hektare dengan pemanfaatan hanya sekitar 11 ribu hektare.
Ayodhia menambahkan, pemanfaatan Energi Baru Terbarukan yang bersumber dari laut dan pulau-pulau kecil juga merupakan potensi maritim NTT yang dapat dikembangkan demi kesejahteraan masyarakat.
“Tentunya potensi di sektor kelautan dan perikanan NTT adalah kekayaan yang mampu menumbuhkan ekonomi dari sektor tersebut,” ujar Ayodhia dalam sambutannya saat perayaan puncak Hari Maritim Nasional (HMN) ke-59 tahun 2023 yang diselenggarakan di Markas Komando Pangkalan TNI Angkatan Laut (Mako Lantamal) VII Kupang pada Kamis, 12 Oktober 2023.
Menurut dia, Pemprov NTT terus melakukan berbagai untuk mengoptimalkan potensi kemaritiman melalui kebijakan, penganggaran, maupun kolaborasi lintas-pemangku kepentingan.
Pemprov NTT juga terus menggelorakan Gerakan Masuk Laut (Gemala) agar masyarakat NTT tidak lagi memunggungi laut.
Ia menyampaikan sejumlah harapan masyarakat dan Pemerintah Provinsi NTT, di antaranya; pertama, adanya dukungan optimalisasi pembangunan kemaritiman melalui kebijakan-kebijakan afirmatif dalam dokumen perencanaan maupun pengalokasian anggaran.
Kedua, adanya perangkat regulasi yang memberikan ruang untuk mengakomodasi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang meliputi pemanfaatan sumber daya alam dengan merumuskan kebijakan implementatif yang mengarah pada pembangunan daerah kepulauan.
Ketiga, kiranya berkenan untuk menjadi atensi Menteri Perhubungan. Sebab, saat ini salah satu kendala yang dihadapi masyarakat adalah kenaikan yang sangat signifikan pada harga tiket pesawat antar-wilayah dalam Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang kemudian turut menyumbang inflasi.
Ayodhia berharap produk-produk asal NTT, baik tenun, kriya, maupun produk turunan agrikultur yang diproduksi oleh masyarakat setempat mendapat tempat tersendiri di hati pemerintah dan masyarakat Indonesia.