Maumere, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sikka telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies. Penetapan KLB dilakukan setelah ada peningkatan 510 kasus dan dua orang meninggal dunia.
Penjabat Bupati Sikka, Adrianus Firminus Parera, atau yang disapa Alfin Parera, mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan langkah-langkah strategis dalam upaya penanganan KLB rabies di Kabupaten Sikka.
Secara garis besar, kata Alfin, ada tiga hal yang akan dilakukan, yakni upaya preventif, preemtif, dan kontrol terhadap warga pemilik anjing.
“Agar tiga langkah ini bisa berjalan secara baik, maka kita akan mengadakan rakor secara bersama dengan para camat, TNI, dan Polri,” jelasnya dalam rapat koordinasi (Rakor) penanganan rabies di Kantor Bupati Sikka, Senin 18 Maret 2024.
Dalam rakor itu, disepakati pembentukan Pos Komando (Posko) Rabies di Kantor BPBD Sikka, Instruksi Bupati Sikka, dan anggaran operasional serta anggaran pengadaan vaksin.
Plt. Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus memaparkan, terdapat 510 kasus gigitan anjing rabies hingga sekarang. Dari 19 spesimen yang diperiksa, terdapat 15 spesimen positif.
“Dengan 78,4 persen dari 19 yang terperiksa ini ke depannya sangat dikawatirkan. Untuk itu langkah penerapan kita cukup ekstrem yakni eliminasi total bagi Hewan Penular Rabies (HPR) yang belum divaksin,” ujarnya.
Terkait kondisi vaksin, kata Herlemus, pihaknya meminta bantuan dari Provinsi NTT, dengan bantuan awal 1.000 vial.
“Masih menunggu kiriman sehingga kita bisa membantu warga kota yang terkena gigitan anjing, karena Kabupaten Flotim dan Ende menolak untuk membantu, karena kasus gigitan naik signifikan,” ujarnya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Moang Gobang bilang bahwa pihaknya telah memvaksin 21.662 ekor di 100 desa dan kelurahan pada tahun 2023.
Sedangkan pada awal 2024, ada bantuan 4.790 dosis vaksin Word Organisation for Animal Health (Badan Kesehatan Hewan Dunia). Dari angka itu, sebanyak 2.240 dosis vaksin telah dipakai untuk vaksinasi di 16 desa.
“Jadi masih ada stok di kami 2.550 dosis,” kata Moang.
Dinas Pertanian Kabupaten Sikka telah melakukan pemetaan wilayah dengan tingkat risiko tinggi gigitan HPR di wilayah desa dan kelurahan. Dilakukan pula pengujian sampel di beberapa wilayah.
“Kami tetap kami lakukan vaksinasi darurat dari sisa 2.550 vaksin untuk keadaan darurat dengan suspec tinggi,” ujar Moang.
Pada tahun 2024, kata Moang, pihaknya akan mendapat alokasi 10.700 dosis vaksin rabies yang anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU).