Ruteng, Ekorantt.com – Petani di Desa Tal, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai khawatir dengan hama tikus yang menyerang tanaman padi mereka. Imbasnya, mereka terancam gagal panen.
Sebastianus Jabur, petani di Desa Tal menuturkan, hama tikus menyerang lahan sawah sejak Februari 2024 lalu. Kala itu, ia baru saja menyemai bibit padi.
“Kami mengakali dengan cara banyak kasih air pas malam hari, di pagi harinya baru lepas lagi genangan air tersebut pada bibit,” jelasnya kepada Ekora NTT pada Selasa, 7 Mei 2024.
Sebastianus bilang, ia terpaksa dua kali melakukan penyiraman bibit di awal musim tanam karena serangan hama tikus tersebut.
Tidak hanya melahap bibit padi, hama tikus juga menyerang tanaman padi milik Sebastianus yang masih berusia dua bulan.
Padahal, padi sudah mulai berbunga di lahan miliknya seluas 2.500 meter persegi.
“Hampir tidak ada yang tersisa, Pak,” ketusnya.
Petani setempat pernah melakukan ritual adat ‘Podo Lawo’ di muara sungai Wae Mese. Setelah itu, serangan hama berkurang, tapi meningkat lagi pada April lalu.
“Sementara juga saya pakai obat racun tikus, tapi tidak mempan,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah desa sudah tahu tentang peristiwa itu. Hanya saja, ia tidak membuat laporan secara resmi. Sejauh ini, belum ada edukasi cara mengatasinya dan bantuan obat-obatan.
Sebastianus berharap, pemerintah harus bergerak cepat, terutama cara mengatasi hama tikus.
“Jujur saja kami untuk stok kebutuhan pangan keluarga berkurang, apalagi kalau untuk dijual,” keluhnya.
Kepala Desa Tal Yustinus Wajunedi menyebut, selain di desanya, serangan hama tikus terjadi di beberapa desa lain di Kecamatan Satarmese, kendati tidak menyebutkan total luas lahan sawah yang diserang hama tikus di desanya.
Yustinus mengaku sudah melaporkan peristiwa itu ke PPL dan sudah ditindaklanjuti ke Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai.
Pihaknya sedang melakukan penanganan, kemudian berencana untuk mengalokasikan anggaran operasional Pemerintah Desa Tal 3 persen Bidang Kerawanan Sosial dari pagu DDS Tahun Anggaran 2024.
Hal tersebut dilakukan untuk mendukung acara ‘Podo Lawo’ yang digelar Gendang Tal.
“Setelah dikonfirmasi dengan pihak Gendang Tal, Bapak Gaspar Tasar bahwa kearifan lokal acara ‘Podo Lawo’ sudah pernah dilakukan sebanyak dua kali acara,” jelasnya.
“Dulu, sempat hama tikus tidak ada lagi setelah acara itu. Tapi, baru tahun 2024 muncul lagi,” tutup Yustinus.