Maumere, Ekorantt.com – KSP Kopdit Pintu Air membukukan aset sebesar Rp 2,2 triliun. Capaian ini disampaikan Ketua Pengurus KSP Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano dalam acara pembukaan rapat anggota tahunan (RAT) Tahun Buku 2023 di aula Sumur Yakob, kantor pusat KSP Kopdit Pintu Air pada Jumat, 24 Mei 2024.
Jano merincikan, selama satu tahun buku hingga Desember 2023 KSP Kopdit Pintu Air memiliki 59 kantor cabang, 12 kantor cabang pembantu, 192 unit, 353 kelompok layanan, dan 518 layanan melalui titik kumpul. Jumlah anggota per Desember 2023 mencapai 389.935 orang.
“Ini karya Tuhan. Kita melakukan perbuatan-perbuatan kecil dengan cinta yang besar. Awal 50 orang anggota. Kita berkembang tertatih-tatih di kampung kecil Rotat ini. Kini kita mengalami perubahan besar karena sejak masih awal kita sudah bekerja dengan visi dan misi,” ucap Jano.
Kepada peserta RAT yang hadir secara luring maupun daring dari tiap kantor cabang, Jano mengingatkan untuk bekerja sesuai visi dan misi Kopdit Pintu Air. Visinya adalah semua anggota menjadi kaya secara rohani dan jasmani dan misinya adalah semua orang Indonesia menjadi anggota koperasi kredit dan menjadi anggota Kopdit Pintu Air.
Jano meminta semua yang bekerja di lembaga KSP Kopdit Pintu Air wajib punya niat yang suci dan murni dalam semangat “kau susah aku bantu, aku susah kau bantu.”
“Brand kami jelas pada logo ada warna putih, biru, dan kuning. Putih lambang ketulusan. Biru harapan dan kuning ada kemuliaan. Spirit berdoa dan bekerja melekat sekali dengan Pintu Air,” tegas Jano.
Ia pun mendorong semua elemen di lembaga itu untuk fokus pada target kerja. Kopdit Pintu Air mencanangkan tercapainya satu juta anggota pada tahun 2025.
“Semangat tahun depan harus satu juta anggota, rasanya tidak bisa tapi mari kita berjalan bersama Tuhan. Kita kerja dulu, kita jangan kalah sebelum berperang,” tegas Jano.
Di sisi lain, Romanus Woga dari Puskopdit Swadaya Utama Maumere meminta pengelola KSP Kopdit Pintu Air untuk terus memperhatikan aspek partisipasi.
Ia menegaskan lembaga koperasi kredit menjadi besar karena anggota dan karena itu aspek tata kelola harus diperhatikan.
“Tata kelola harus bagus. Jangan lupa dengarkan suara dan masukan anggota. Anggotalah yang membuat semua jadi nyata pelayanan harus bermutu dan pendidikan mesti tetap berjalan,” pungkas Romanus.