Kabupaten Malaka Terima Jenazah PMI Non Prosedural Terbanyak di NTT

Dalam upaya pencegahan, pemerintah harus memfokuskan pembangunan pada peningkatan sumber daya manusia.

Kupang, Ekorantt.com – Kepala Balai Pelayan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Timur, Suratmi Hamida mengatakan sebanyak 62 Pekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural dipulangkan dari Malaysia dalam keadaan tak bernyawa sejak Januari hingga 11 Juli 2024.

“Total jenazah yang kami terima per hari ini sebanyak 62. Hanya satu secara legal atau prosedural dari Taiwan. Selebihnya adalah dari Malaysia,” kata Hamida kepada Ekora NTT pada Rabu, 10 Juli 2024.

Ia mengatakan, 62 jenazah PMI asal NTT yang dipulangkan terbanyak adalah dari Kabupaten Malaka yakni 11 jenazah (delapan laki-laki dan tiga perempuan).

Diikuti Kabupaten Belu dengan delapan jenazah (enam laki-laki dan dua perempuan). Selanjutnya Kabupaten Sikka dan Ende masing-masing menerima enam jenazah (lima laki-laki dan satu perempuan).

iklan

Kabupaten Flores Timur sebanyak lima jenazah (tiga laki-laki dan dua perempuan). Kota Kupang menerima empat jenazah (tiga laki-laki dan satu perempuan). Kabupaten Sumba Barat Saya menerima empat jenazah (dua laki-laki dan dua perempuan).

Kabupaten Kupang terima tiga jenazah (dua laki-laki dan satu perempuan). Kabupaten TTS tiga jenazah laki-laki. Kabupaten Sumba Barat tiga jenazah (dua laki-laki dan satu perempuan). Kabupaten Nagekeo tiga jenazah laki-laki.

Kabupaten TTU dua jenazah (satu laki-laki dan satu perempuan). Kabupaten Manggarai dua jenazah laki-laki. Sedangkan Kabupaten Ngada dan Sumba Timur menerima satu jenazah laki-laki.

Menurut Hamida, banyaknya jumlah PMI asal NTT yang dipulangkan dalam keadaan tak bernyawa ini diperkirakan masih tetap akan berlangsung. Pasalnya, jumlah tenaga kerja non prosedural di Malaysia cukup banyak.

Tangkapan layar rekapan CPMI/PMI meninggal dunia asal NTT (Sumber: BP3MI NTT)

Karena itu, ia berharap pemerintah daerah gencar melakukan edukasi migrasi secara aman dan menawarkan solusi kepada masyarakatnya.

Dalam upaya pencegahan, pemerintah harus memfokuskan pembangunan pada peningkatan sumber daya manusia.

“Pembangunan di NTT masih berfokus pada pembangunan fisik ketimbang mengedepankan pembangunan sumber daya manusia,” tutupnya.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA