Gubernur NTT Perkuat Posyandu untuk Turunkan Stunting di 100 Hari Kerja Pertama

Sebagai langkah awal, ia melakukan kolaborasi dengan Yayasan 1.000 Hari untuk mendukung pencapaian tersebut.

Kupang, Ekorantt.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena berkomitmen untuk menurunkan angka stunting melalui program Quick Win yang diluncurkan dalam 100 hari pertama kepemimpinannya.

Dalam pidato perdana di rapat paripurna ke-21 DPRD NTT, Senin, 3 Maret 2025, Melki mengungkapkan salah satu langkah utama yang akan dijalankan adalah memperkuat peran posyandu dan kader kesehatan.

Menurut Melki, program ini bukan sekadar inisiatif jangka pendek, tetapi sebagai fondasi yang akan terus diperkuat dalam lima tahun ke depan.

Sebagai langkah awal, ia melakukan kolaborasi dengan Yayasan 1.000 Hari untuk mendukung pencapaian tersebut.

Dalam pertemuan di Rumah Jabatan Gubernur NTT, Melki bertemu dengan Zack Petersen dari Yayasan 1.000 Hari dan dr. Rindang Asmara, Kepala Petugas Medis Tim Manajemen Senior Yayasan 1.000 Hari, untuk membahas sinergi lebih lanjut dalam menanggulangi stunting di NTT.

Program Quick Win, yang menjadi bagian dari enam program prioritas selama 100 hari pertama, berfokus pada penguatan posyandu dan pelatihan kader kesehatan.

Melki menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, yayasan, dan masyarakat dalam menciptakan perubahan signifikan, terutama dalam hal pengurangan stunting.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap keluarga mendapat perhatian langsung melalui kader posyandu, dan intervensi yang lebih dalam lagi dalam setiap rumah tangga untuk mengatasi masalah ini,” ujarnya.

Melki juga menekankan pentingnya efisiensi anggaran dan penghapusan program yang tidak berdampak langsung pada masyarakat.

Ia berharap NTT bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam penurunan angka stunting, dengan kontrol yang baik dan optimasi kerja sama dengan mitra pemerintah.

Melki mengajak semua pihak untuk mendukung program-program kesehatan yang telah direncanakan demi mewujudkan NTT yang lebih maju, sehat, dan sejahtera dalam lima tahun ke depan.

Penasihat Pengelola Yayasan 1.000 Hari, Zack Petersen menjelaskan, tujuan kehadiran yayasan ini di NTT adalah untuk membantu provinsi tersebut bebas stunting di masa depan.

Mereka berfokus pada penyebaran informasi yang akurat tentang stunting kepada keluarga di pelosok NTT, serta memberikan pelatihan kepada masyarakat agar anak-anak di wilayah ini bisa terhindar dari stunting.

Saat ini, Yayasan 1.000 Hari telah menjalankan programnya di empat kabupaten di NTT, yaitu Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Rote, dan Manggarai Barat.

Zack menyebutkan, misi yayasan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai stunting, melatih masyarakat di wilayah kerja mereka, serta memperkuat kemampuan kader posyandu melalui pelatihan soft skill dan hard skill.

Yayasan juga bekerja sama dengan pemerintah untuk melaksanakan program Stunting Center of Excellence.

Selain itu, mereka akan melaksanakan 100 Hari Kader Academy dan meluncurkan Program Pengelolaan Kasus Stunting di 22 kabupaten/kota, yang akan dihadiri oleh Menteri Kesehatan RI pada 15 Maret mendatang di Kupang.

“Langkah ini sejalan dengan inisiatif 100 hari pertama Program Quick Win yang digagas oleh Gubernur Melki dan Wakil Gubernur Johni Asadoma,” tambah Zack.

Yayasan 1.000 Hari, atau yang dikenal dengan 1.000 Days Fund, adalah organisasi non-pemerintah (NGO) yang berfokus pada pencegahan dan pengurangan stunting di Indonesia. Yayasan ini didirikan dengan harapan Indonesia bebas stunting pada tahun 2030.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA