Gubernur NTT Ajak Masyarakat Hidupi Pancasila, Bukan Sekadar Menghafal

Ende dipilih sebagai lokasi upacara karena kota ini menjadi tempat historis lahirnya gagasan Pancasila oleh Bung Karno saat menjalani masa pengasingan.

Ende, Ekorantt.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Melki Laka Lena, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan Pancasila sebagai jiwa dari setiap langkah pembangunan nasional.

Ajakan itu disampaikan saat membacakan pidato Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang berlangsung khidmat di Ende, Nusa Tenggara Timur, Minggu, 1 Juni 2025.

“Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Raya, maka tidak ada jalan lain selain memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan,” kata Melki di hadapan peserta upacara.

Ia menekankan pentingnya gotong royong, semangat persatuan, dan penghargaan terhadap keberagaman sebagai manifestasi nilai-nilai Pancasila yang harus dihidupi, bukan sekadar dihafal.

“Jadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa, dan bernegara,” ujarnya.

Ende dipilih sebagai lokasi upacara karena kota ini menjadi tempat historis lahirnya gagasan Pancasila oleh Bung Karno saat menjalani masa pengasingan.

Dalam suasana yang sarat makna sejarah, Gubernur Melki menutup pidatonya dengan pekikan semangat: “Di Bumi Ende ini, Dirgahayu Pancasila! Jayalah Indonesiaku!”

Komitmen Bumikan Pancasila

Lebih jauh, Melki menyoroti peran BPIP sebagai lembaga yang terus berkomitmen membumikan Pancasila melalui berbagai program strategis, mulai dari pendidikan hingga kerja sama lintas sektor.

Program itu mencakup pembinaan ideologi di institusi pendidikan, pelatihan bagi aparatur sipil negara (ASN) dan aparat keamanan, penguatan kurikulum Pancasila, serta kolaborasi lintas lembaga.

“Semua ini bertujuan agar Pancasila tidak hanya dihafalkan, tetapi dihidupi dan dijalankan dalam tindakan nyata,” ujarnya.

Namun, menurut Melki, upaya ini tidak bisa dibebankan kepada BPIP semata. Ia menekankan perlunya keterlibatan seluruh komponen bangsa—dari pemerintah pusat dan daerah, tokoh masyarakat, pemuka agama, hingga generasi muda.

“Kita semua memiliki peran untuk menjadi pelaku utama pembumian Pancasila,” kata Melki.

Ia juga mengingatkan agar peringatan Hari Lahir Pancasila tidak menjadi seremoni kosong, tetapi momen refleksi untuk memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai dasar kebangsaan.

“Jadikan setiap langkah, setiap kebijakan, setiap ucapan dan tindakan kita sebagai cerminan dari semangat Pancasila,” ujar dia.

Dalam bagian akhir pidatonya, Melki menekankan bahwa masa depan Indonesia harus dibangun tidak hanya dengan kemajuan teknologi dan kekuatan ekonomi, tetapi juga dengan keluhuran moral dan semangat persaudaraan.

“Kita ingin Indonesia yang sejahtera bukan hanya dalam angka statistik, tetapi juga dalam rasa keadilan dan kebersamaan. Kita ingin Indonesia yang dihormati dunia bukan karena kekuatan ekonominya saja, tetapi karena keluhuran budinya dan kebijaksanaan rakyatnya,” tuturnya.

Ia menutup amanatnya dengan penegasan bahwa masa depan bangsa berada di tangan rakyat.

Momentum Hari Lahir Pancasila, kata dia, harus menjadi pengingat bahwa tugas merawat nilai-nilai dasar bangsa adalah tanggung jawab bersama.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA