Ruteng, Ekorantt.com – Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng menunjukkan komitmen nyata dalam mengatasi persoalan utama di Kabupaten Manggarai dengan untuk pertama kalinya meluncurkan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik.
Kegiatan KKN tematik bertujuan untuk menangani dua isu besar yang masih menjadi masalah serius di wilayah tersebut, yakni stunting dan kemiskinan ekstrem.
Inisiatif ini bukan hanya sekadar program KKN biasa, namun merupakan jawaban nyata atas tantangan sosial yang dihadapi masyarakat.
Wakil Rektor 1 Unika Santu Paulus Ruteng, Marsel Ruben Payong menegaskan, KKN tematik dilaksanakan sebagai bagian dari komitmen kampus untuk berkontribusi langsung dalam pembangunan masyarakat.
“Kami tidak lagi melaksanakan KKN reguler, tetapi fokus pada isu nasional, khususnya stunting dan kemiskinan ekstrem melalui gerakan ‘Gentaskin’,” kata Marsel pada 30 Juli 2025.
Kemitraan Strategis dengan Pemkab Manggarai
Langkah awal yang penting dalam mewujudkan KKN tematik ini adalah penandatanganan Nota Kesepakatan (MoU) antara Unika Ruteng dan Pemerintah Kabupaten Manggarai pada 25 Juli 2025.
Hal ini menandakan kolaborasi erat antara kampus dan pemerintah daerah dalam memerangi masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat.
Marselus dalam kesempatan tersebut menjelaskan, meskipun Manggarai tidak tercatat sebagai daerah prioritas nasional terkait stunting, data dari pemerintah daerah menunjukkan sekitar 3.200 anak mengalami stunting yang tersebar di 25 wilayah kantong, bahkan di dalam kota sekalipun.
“Angka tersebut memotivasi Unika Ruteng untuk menggandeng pemerintah dalam upaya serius menangani masalah tersebut,” ujarnya.
Sebagai bagian dari program ini, Unika Ruteng mengirimkan 18 mahasiswa ke desa-desa sasaran di Kabupaten Manggarai, Timor Tengah Selatan (TTS), dan Sumba Barat Daya.
Mereka ditempatkan di lokasi yang telah dipilih oleh LLDIKTI Wilayah XV untuk melaksanakan program KKN tematik dengan fokus pada pencegahan stunting dan penanggulangan kemiskinan ekstrem.
“Mahasiswa kami ditempatkan di tiga kabupaten, yaitu Timor Tengah Selatan (TTS), Manggarai Timur, dan Sumba Barat Daya,” jelas Marsel.
Hal ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam implementasi solusi nyata terhadap masalah yang ada di masyarakat.
Menghadapi Tantangan dengan Kolaborasi
Dalam rangka mempersiapkan mahasiswa untuk turun langsung ke lapangan, Unika St. Paulus Ruteng menyelenggarakan pembekalan selama tujuh hari pada 4-12 Agustus 2025 dengan tema “Penguatan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanganan Stunting.”
Pembekalan ini melibatkan narasumber dari akademisi, pemerintah, dan praktisi yang memberikan wawasan serta keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan di lapangan.
Laurensia Gandu, mahasiswa Program Studi Pertanian, mengungkapkan kebanggaannya dapat berkontribusi dalam program ini.
“Program ini membantu mahasiswa KKN melaksanakan program yang terarah, sehingga alurnya jelas dan bisa dimanfaatkan dengan optimal,” kata Laurensia.
Fransiskus Mariano Man, mahasiswa dari Program Studi Peternakan, juga mengungkapkan rasa bangganya menjadi bagian dari angkatan pertama program KKN tematik.
“Sebelumnya kami harus mencari dan menemukan masalah sendiri, tetapi kali ini kami sudah disiapkan dengan dua persoalan utama dan dibekali dengan baik,” ujar Fransiskus.
Aksi Nyata di Lapangan
Salah satu fokus utama program KKN tematik ini adalah mengatasi masalah air bersih dan sanitasi.
Mahasiswa akan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga hutan sebagai sumber mata air, serta memperbaiki fasilitas sanitasi yang ada.
Agnes Nirmala Adil, mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), menekankan bahwa masalah sanitasi yang buruk menjadi salah satu penyebab utama stunting.
Oleh karena itu, mahasiswa akan mengedukasi masyarakat untuk menjaga sanitasi lingkungan mereka, serta membantu membangun atau memperbaiki fasilitas sanitasi yang ada.
Tak hanya itu, mahasiswa juga akan terlibat dalam aksi penanaman pohon di sekitar sumber mata air dan memperbaiki bak penampung air yang rusak, agar masyarakat bisa mendapatkan air bersih dengan lebih mudah dan aman.
Program KKN tematik diharapkan menjadi contoh inovatif bagi program pengabdian masyarakat di masa depan.
Melalui sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat, Marsel berharap dapat menciptakan solusi-solusi berkelanjutan yang tidak hanya bermanfaat dalam jangka pendek, tetapi juga memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat Manggarai.
“Kami berharap, KKN Tematik ini dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat, serta meningkatkan kualitas hidup mereka dalam jangka panjang,” katanya.
Jurnalis Warga: Trisno Arkadeus