Larantuka, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Flores Timur (Flotim) melaporkan progres penanggulangan bencana terhadap warga terdampak erupsi Gunung Berapi Lewotobi Laki-laki sejak 23 Desember 2023 lalu.
Bupati Flotim, Antonius Doni Dihen, mengatakan pemerintah telah menetapkan dua wilayah sebagai lokasi hunian tetap (Huntap) yakni di wilayah Noboleto dan Bungawolo.
Prosesnya telah dimulai dengan pembukaan jalan sepanjang enam kilometer dari Desa Pululera ke wilayah huntap. Progres pembukaan jalan sejak Juni 2025 sudah mencapai 95 persen.
“Huntap yang ada di Noboleto akan dihuni oleh para pengungsi baik pengungsi mandiri, pengungsi yang berada di pos lapangan, maupun pengungsi yang menerima Dana Tunggu Hunian (DTH),” kata Antonius dalam sambutan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia (RI) di Lapangan Lebao pada Minggu, 17 Agustus 2025.
Antonius mengatakan Pemkab Flotim telah selesai membangun hunian sementara (Huntara) I dan II, yang telah dihuni oleh 450 KK warga pengungsi.
Sedangkan Huntara III telah dibangun 40 kopel atau bangunan rumah yang dihuni keluarga kecil yang dilengkapi dengan jaringan instalasi listrik dari target 100 kopel yang direncanakan.
Antonius menambahkan bahwa pemerintah akan melanjutkan pembangunan huntara IV, sebanyak 40 kopel guna mengakomodir seluruh pengungsi yang masih tinggal di pos lapangan.
“Dalam waktu dekat pemerintah juga akan memindahkan semua pengungsi yang tersisa di Posko Kobasoma dan Lewolaga ke huntara,” kata dia.
Pemerintah, lanjutnya, juga menyediakan opsi relokasi mandiri. BNPB telah selesai membangun dua unit rumah dari 12 unit rumah yang direncanakan. Kedua unit rumah tersebut masing-masing berada di Larantuka dan Desa Waidoko.
“Sementara ini, ada empat unit rumah lainnya sedang dibangun. Masing-masing satu unit di Kelurahan Balela dan tiga unit di Kelurahan Waiula,” tutur Antonius.
Pemerintah mencatat jumlah pengungsi sebanyak 4.073 jiwa dari 1.150 KK yang tersebar di pos lapangan dan pos mandiri.
“Terdapat 448 kepala rumah tangga sudah pindah ke huntara dan 604 KK sudah menerima Dana Tunggu Hunian,” ucap dia.
Antonius menambahkan saat ini pemerintah melalui BPBD dan instansi lainnya sedang siaga untuk menghadapi kemungkinan potensi banjir lahar dingin di Kecamatan Ilebura dan Wulanggitang.
Hal itu mengacu pada hasil pengamatan dan analisis, abu vulkanik erupsi yang menumpuk di kawasan Lewotobi, jumlahnya sangat signifikan sejak awal erupsi.
“Oleh karena itu pemerintah akan melakukan langkah-langkah antisipasi, mitigasi yang terukur, dan efektif untuk menghadapi potensi banjir lahar dingin ini guna meminimalisir dampak yang diakibatkan,” kata Antonius.