Tangis Haru Veronika, Anak Petani yang Ukir Prestasi Tertinggi di Politeknik Boawae

Dengan suara terbata-bata dan air mata yang tak terbendung, Veronika berusaha menuntaskan setiap kalimat dari sambutan yang sudah ia siapkan.

Nagekeo, Ekorantt.com – Tangis haru Veronika Bhoja Nenu, 24 tahun, pecah ketika ia menyampaikan sambutan mewakili 126 mahasiswa dalam acara yudisium Politeknik Santo Wilhelmus Boawae, Kabupaten Nagekeo, Rabu, 20 Agustus 2025.

Dengan suara terbata-bata dan air mata yang tak terbendung, Veronika berusaha menuntaskan setiap kalimat dari sambutan yang sudah ia siapkan.

Ia berdiri tidak hanya sebagai perwakilan mahasiswa, tetapi juga sebagai wujud nyata perjuangan, kerja keras, dan keteguhan hati.

Mahasiswi Program Studi Akuntansi ini berhasil mencatat sejarah dengan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi dari seluruh program studi, 3,91 dengan predikat cum laude. Prestasi tersebut menjadi buah manis dari perjalanan panjang penuh tantangan yang ia jalani sebagai anak petani dari keluarga sederhana.

“Bapak mama saya petani dan sudah lanjut usia. Kami tujuh bersaudara,” ungkap Veronika usai acara.

Veronika mengisahkan, selama menjalani pendidikan di kampus itu, ia harus membagi waktu antara kuliah dan membantu orangtuanya di kebun.

“Saya biasa bangun jam lima pagi lalu masak karena ada ponakan saya masih kecil yang harus berangkat ke sekolah,” tutur dia.

Sementara bila ada jadwal kuliah, Veronika harus menempuh jarak ke kampus sekitar tiga kilometer berjalan kaki dari kampungnya di Kelurahan Rega.

Tidak ada kendaraan dan tanpa biaya transportasi, ujar Veronika.

Ia berkata, keterbatasan ekonomi keluarga mendorongnya untuk rajin dan tekun belajar hingga berakhir meraih prestasi.

“Biasanya satu jam sebelum proses perkuliahan saya sudah jalan kaki, biar tidak terlambat,” tutur dia.

Veronika punya niat suatu saat akan menjadi manusia yang berguna bagi keluarga. Kesadaran ini bangkit selama dua tahun di luar setelah tamat SMP.

Bertahan dua tahun di luar karena faktor ekonomi keluarga, kata dia. Sebab, saat itu, orangtua fokus membiayai kedua saudaranya yang sedang duduk di bangku SMA.

“Biaya sekolah waktu itu cukup tinggi sehingga saya bertahan di luar tidak lanjut sekolah selama dua tahun,” terang Veronika.

Usai wisuda nanti, ia bertekad akan fokus mencari kerja demi membantu kedua orang tua memperbaiki perekonomian keluarga.

Direktur Politeknik Santo Wilhelmus Boawae, Maria Ermelinda Oko, menyampaikan terima kasih kepada orangtua mahasiswa yang sudah menitipkan anak-anak mengikuti proses perkuliahan di kampus itu.

Ia berharap 126 orang mahasiswa yang yudisium kali ini bisa kembali ke masyarakat dan membangun wilayah masing-masing serta dapat membantu kehidupan keluarga selanjutnya.

“Kami berharap ke depan bisa lahir enterpreneur baru dari kampus ini,” kata Ermalinda.

Dari 126 mahasiswa yang ikut yudisium, Ermalinda merincikan Program Studi Tanaman Pangan dan Hortikultura 15 orang, Manajemen Lahan Kering 21 orang, Nutrisi dan Makan Ternak 56 orang dan Akuntansi 34 orang.

“Peserta yudisium kali ini menjadi yang terbanyak sejak kampus ini hadir,” katanya.

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img