Maumere, Ekorantt.com – Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus merekomendasikan agar seluruh petugas dapur program Makanan Bergizi Gratis (MBG) menjalani pemeriksaan kesehatan. Langkah ini diambil untuk memastikan makanan yang disiapkan dan didistribusikan kepada penerima manfaat bebas dari kontaminasi serta aman dikonsumsi.
“Jika hasilnya terdapat penyakit tertentu, maka kita panggil pemilik dan pengelola dapur MBG untuk menyampaikan supaya kondisi karyawan seperti dipindahkan kerja di bagian lain yang tidak menjamah makanan,” ujar Herlemus di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Selasa, 16 September 2025.
Lebih lanjut, Herlemus menggarisbawahi pentingnya semua karyawan dapur MBG bebas dari segala jenis penyakit, terutama yang bersifat menular. Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Sikka disiapkan untuk melayani pemeriksaan demi menjaga keamanan dan kualitas makanan yang disajikan.
“Harapannya agar program MBG di Kabupaten Sikka berjalan dengan baik, dan tidak bermasalah seperti yang terjadi daerah lain jangan sampai terjadi,” tambah Herlemus.
Sebagai upaya preventif, Dinkes Sikka juga telah melatih sebanyak 47 petugas dapur MBG mengenai sanitasi makanan siap saji dan industri pangan. Pelatihan bertujuan mencegah cemaran serta memastikan standar mutu makanan yang dikonsumsi masyarakat, khususnya siswa di sekolah.
Dinas Kesehatan pun membentuk tim reaksi cepat yang siap bekerja 24 jam untuk mengantisipasi berbagai potensi masalah kesehatan dalam pelaksanaan program MBG.
Dinkes juga telah membuat aplikasi Google Form yang disebarkan ke seluruh sekolah penerima manfaat guna menilai penyajian menu makanan. Hasil evaluasi dari formulir ini akan menjadi dasar bagi Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) dalam pengambilan kebijakan lebih lanjut.
Herlemus menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyukseskan program MBG di Kabupaten Sikka.
Ia menyoroti perlunya pemetaan ketahanan pangan hingga ke tingkat kecamatan dan desa agar program berjalan efektif dan merata.
Terkait informasi dugaan keracunan makanan MBG di SMK Negeri 1 Maumere dan SMK Yohanes XXIII, Dinas Kesehatan telah melakukan investigasi epidemiologi dan pengambilan sampel makanan. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa semua makanan dalam kondisi baik dan tidak tercemar.
“Saya sudah panggil pemilik dapur MBG untuk menghindari pengolahan makanan menggunakan santan dan minyak yang berlebih-lebihan. Semoga mereka tindaklanjuti,” ujar Herlemus.
Tim sanitasi dari Dinkes Sikka telah turun ke lapangan untuk memeriksa kondisi sanitasi dapur MBG. Dari hasil pemeriksaan, Dinas merekomendasi penggunaan sumber air yang sesuai standar kesehatan.
Saat ini, terdapat enam dapur MBG yang aktif beroperasi di Kabupaten Sikka. Namun, menurut Herlemus, tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan bertambah hingga 12 dapur tahun ini, seiring dengan adanya permohonan pelatihan dari berbagai pihak.













