Tempat Wisata Air Panas di Desa Mokantarak Flotim Kian Sepi, Pedagang Gulung Tikar

Yosefina berkata, penghasilan merosot, dari yang sebelumnya Rp700 ribu per hari kini turun menjadi Rp50 ribu per hari.

Larantuka, Ekorantt.com – Sejumlah pedagang di tempat wisata air panas Desa Mokantarak, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur (Flotim) gulung tikar akibat sepinya pengunjung. Hanya tersisa seorang pedagang yang masih bertahan.

Adalah Yosefina Sabina Niron, seorang pedagang yang masih membuka lapak jualnya di tempat wisata itu. Sementara sembilan pelaku usaha lainnya berhenti berjualan karena minimnya pemasukan.

“Dulu itu seluruh lapak ini terisi. Sekarang sepi pengunjung jadi mereka tutup. Hanya saya sendiri yang bertahan di sini. Kadang pikir untuk bertani saja,” ujar Yosefina saat berbicara kepada Ekora NTT pada Rabu, 8 Oktober 2025.

Yosefina berkata, penghasilan merosot, dari yang sebelumnya Rp700 ribu per hari kini turun menjadi Rp50 ribu per hari.

“Bahkan ada hari yang memang nol rupiah. Tidak ada yang datang beli. Itu terjadi sudah beberapa kali,” tutur dia.

Robertus Gebala Tukan, warga desa setempat, menuturkan, pengunjung yang datang ke tempat wisata air panas turun drastis dari waktu ke waktu.

Pada 2019, pasca-pembangunan boardwalk dan gazebo di area air panas dan wisata mangrove, jumlah pengunjung mendadak naik. Namun, sejak pandemi merebak hingga sekarang, wisatawan yang berkunjung menurun jauh.

“Sejak tahun 2018, usai peresmian pembangunan wisata mangrove, jauh lebih bagus daripada sekarang. Dulu pengunjung itu banyak sekali. Bahkan, pengunjung rela antrean untuk mandi di kolam,” tutur Robertus.

“Sepi sekali, tidak sampai 10 kendaraan yang parkir di situ dan tamu tiap hari juga sangat terbatas,” kata Robertus.

Staf Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Flotim, Veleria Hurit, menuturkan sepinya pengunjung ini berdampak langsung pada berkurangnya penerimaan retribusi daerah. Jumlah retribusi setiap bulan di bawah Rp1 juta. Bahkan, pernah di titik terendah yakni Rp500 ribu per bulan.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Flotim, Silvester Suban Toa Kabelen, mengatakan, retribusi dari wisata air panas Desa Mokantarak biasanya mencapai Rp5,4 juta per bulan atau Rp65 juta per tahun. Namun saat ini pendapatan turun drastis.

Diakuinya, retribusi berkurang sebagai dampak dari rendahnya kunjungan wisatawan akibat kerusakan boardwalk dan gazebo di lokasi wisata mangrove.

“Ya memang daya tarik air panas itu selain adanya sumber mata air panas untuk mandi dan terapi, salah satu daya tarik lainnya itu wisata mangrove. Tapi, saat ini boardwalk dan gazebo itu rusak jadi berpengaruh juga terhadap pengunjung,” kata Silvester.

Lokasi wisata tersebut kini sedang diperbaiki, kata Silvester. “Besaran anggaran Rp146 juta. Sedang dalam perbaikan. Pengerjaannya sudah mencapainya 75 persen.”

Ia menegaskan bahwa wisata air panas merupakan salah satu aset wisata yang dapat mendongkrak ekonomi daerah. Karena itu, pemerintah kembali menatanya dan mengajak masyarakat berkunjung ke sana.

 “Kita berharap adanya anggaran pemeliharaan tahun depan. Sehingga, seluruh fasilitas di sana dapat kita perbaiki dan para pelaku UMKM di sana dapat kita aktifkan kembali,” tandas Silvester.

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img