Kupang, Ekorantt.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, mendorong Koperasi Kredit atau Credit Union (CU) memperkuat literasi keuangan di tengah masyarakat, khususnya bagi setiap anggotanya.
Literasi pengelolaan keuangan yang baik, Melki melanjutkan, menjadi fondasi penting dalam menciptakan keuangan keluarga yang terencana, terkontrol, dan digunakan secara bijak.
“Saya harap masyarakat hindari juga praktik negatif seperti judi yang tentu berdampak negatif pula pada keuangan keluarga,” kata Melki saat menghadiri acara peringatan International Credit Union (ICU) Day dan Forum Puskopdit NTT yang digelar di Hotel Harper Kupang, Kamis, 16 Oktober 2025.
Melki mengapresiasi keberadaan koperasi kredit di NTT yang dinilai telah berkontribusi besar dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Baginya, koperasi kredit merupakan bentuk nyata dari penerapan asas ekonomi Pancasila karena dijalankan berdasarkan prinsip kekeluargaan dan kebersamaan, bukan semata-mata untuk mencari keuntungan pribadi.
“Koperasi kredit, yang sering juga disebut Credit Union (CU), secara nyata mengamalkan nilai-nilai kekeluargaan, gotong royong, keadilan sosial, dan kemanusiaan yang merupakan inti dari ekonomi Pancasila,” jelas Melki.
Ia menilai, koperasi kredit telah menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang konkret, terutama bagi keluarga-keluarga sederhana yang ingin meningkatkan taraf hidup mereka.
“Kopdit telah banyak menolong keluarga sederhana untuk berani bermimpi, menyekolahkan anak, membangun rumah, atau memulai usaha kecil,” ujarnya.
Melki menambahkan, kehadiran koperasi kredit kini sudah merata di seluruh kabupaten dan kota di NTT. Keberadaannya dinilai sangat membantu pemerintah dalam menjangkau dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat hingga ke wilayah-wilayah terpencil.
Terkait hal itu, ia berharap koperasi kredit dapat terus mendukung program pengembangan ekonomi masyarakat, salah satunya melalui partisipasi aktif dalam Program One Village One Product (OVOP).
“Saya dorong agar koperasi kredit mampu berperan dalam program OVOP di mana produk-produk hasil pertanian diolah dikemas terlebih dahulu dengan kualitas yang baik sehingga menambah nilai jual produk,” pungkas Melki.