Kasus HIV/AIDS Meningkat, Gubernur NTT Ingatkan Pentingnya Penguatan Peran Keluarga

Pemerintah Provinsi NTT tengah merumuskan regulasi baru tentang jam belajar dan jam ibadah bagi pelajar, yang di dalamnya juga mengatur terkait quality time bersama orang tua dan keluarga.

Kupang, Ekorantt.com – Kasus HIV/AIDS di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menunjukkan tren peningkatan dan kini menjadi perhatian serius pemerintah daerah.

Berdasarkan laporan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, sepanjang Januari hingga September 2025 jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Kupang mencapai 2.539 kasus.

Di Kabupaten Manggarai, total kasus sejak 2011 tercatat sebanyak 342 kasus, melampaui Manggarai Timur dengan 83 kasus dan Manggarai Barat dengan 84 kasus.

Gubernur NTT, Melki Laka Lena menilai peningkatan kasus HIV/AIDS saat ini harus menjadi alarm bagi semua pihak, terutama dalam memperkuat peran keluarga sebagai fondasi utama pembentukan karakter anak.

“Situasi sekarang jika kita tidak awasi dengan ketat, jika tidak diatur dengan baik akan jadi bom waktu bagi kita semua,” kata Melki saat membuka kegiatan Kemah Budaya Tahun 2025 yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Rabu, 22 Oktober 2025.

Menurut Melki, banyak kasus sosial dan penyakit menular seperti HIV/AIDS kini justru muncul di kalangan pelajar. Ia menilai hal ini menjadi peringatan penting akan lemahnya pengawasan keluarga terhadap anak-anak, terutama di tengah maraknya penggunaan smartphone tanpa kontrol orang tua.

“Hal ini jadi alarm atau peringatan bagi semua bahwa penguatan peran keluarga dalam membangun karakter, moral, dan pengawasan terhadap anak-anak sangatlah penting khususnya yang banyak dipengaruhi oleh penggunaan Smartphone tanpa pengawasan,” ujarnya.

Gubernur Melki mengungkapkan, Pemerintah Provinsi NTT tengah merumuskan regulasi baru tentang jam belajar dan jam ibadah bagi pelajar, yang di dalamnya juga mengatur terkait quality time bersama orang tua dan keluarga.

“Tujuan dari ini semua untuk membangun kualitas keluarga sebagai tiang pendidikan utama anak-anak dan pendekat hubungan dengan Tuhan,” terang Melki.

Ia mengimbau para siswa dan guru untuk membiasakan kegiatan membaca, menulis, dan beribadah di rumah setiap hari pada pukul 17.30–19.00, dengan pengecualian pada hari Sabtu.

Kebijakan ini diharapkan dapat menciptakan ruang interaksi yang lebih hangat di lingkungan keluarga sekaligus memperkuat pengawasan terhadap anak-anak agar tidak “tersesat” dalam penggunaan teknologi.

Melki juga berharap kegiatan seperti Kemah Budaya Tahun 2025 dapat melahirkan generasi muda yang kreatif, berprestasi, berkarakter, serta berkepribadian baik.

“Dengan kegiatan-kegiatan positif seperti Kemah Budaya ini, akan terus lahir generasi muda yang tidak hanya kreatif dan berprestasi, tetapi juga berkarakter, berbudaya, dan berkepribadian baik juga dapat menghindarkan para generasi muda dari hal-hal buruk yang bisa merusak masa depan mereka,” katanya.

Selain itu, ia menilai Kemah Budaya menjadi wadah penting untuk menanamkan nilai-nilai luhur bangsa dan memperkuat rasa cinta tanah air melalui budaya.

“Saya menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan bekerja keras demi terselenggaranya kegiatan yang bermanfaat ini,” jelas Melki.

Ia menegaskan, pemerintah akan terus mendukung pelestarian dan perlindungan karya budaya. Upaya yang dilakukan oleh UPTD Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT melalui kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara masyarakat dan pemerintah dalam pemajuan kebudayaan.

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img