Festival Budaya Perkuat Identitas Masyarakat Tana Ai

Ketua Panitia Pelaksana Pesona Waiblama, Yohanes Fandi menjelaskan, Festival Budaya Tana Ai bertajuk "Pesona Waiblama: Merawat Warisan, Menyatukan Generasi.”

Maumere, Ekorantt.com – Wakil Bupati Sikka, Simon Subandi mengingatkan pentingnya festival budaya sebagai sarana memperkuat identitas dan menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap warisan leluhur.

Penyelenggaraan Festival Budaya Tana Ai tidak hanya menjadi ajang hiburan atau promosi pariwisata, melainkan juga wadah untuk melestarikan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal masyarakat setempat, jelasnya.

Simon menjelaskan, festival ini adalah ikhtiar kolektif untuk merawat ingatan akan warisan leluhur, menguatkan jati diri generasi muda agar mereka mengenal dan bangga dengan akar budayanya, serta memperkuat solidaritas antar- elemen masyarakat.


”Kegiatan budaya seperti Festival Tana Ai juga berpotensi menjadi daya tarik wisata dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Kabupaten Sikka,” jelasnya saat membuka Festival Budaya Tana Ai di Kecamatan Waiblama, Senin, 27 Oktober 2025.

Festival Budaya Tana Ai berlangsung selama dua hari, pada 27-28 Oktober 2025. Festival yang menyuguhkan teatrikal “Srikandi Dua Toru” ini dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97.

Ketua Panitia Pelaksana Pesona Waiblama, Yohanes Fandi menjelaskan, Festival Budaya Tana Ai bertajuk “Pesona Waiblama: Merawat Warisan, Menyatukan Generasi.”

“Festival ini bertujuan menghidupkan kembali adat dan budaya Tana Ai, dan juga mengenang Dua Toru pahlawan emansipasi wanita Kabupaten Sikka. Sekaligus memperkenalkan bendungan Napunggete sebagai destinasi wisata baru,” jelas Yohanes saat dihubungi Ekora NTT, Selasa, 28 Oktober 2025.

Camat Waiblama, Fransiskus Ismael mengatakan, Festival Budaya Tana Ai disemarakkan dengan sejumlah kegiatan menarik, di antaranya tarian dan nyanyian khas Tana Ai, pameran kerajinan dan kuliner lokal. Ada juga drama teatrikal Srikandi Dua Toru yang mengangkat tema sosok perempuan yang berani dan menjadi pahlawan bagi masyarakat.

“Bagaimana generasi muda menghidupkan kembali cerita rakyat dan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat,” ujarnya.

Ismael mengatakan, drama teatrikal Srikandi Dua Toru diperankan oleh perhimpunan pelajar dan mahasiswa Tana Ai yang ada di Maumere. Mereka menceritakan tentang awal perjuangan Dua Toru sampai meninggal.

Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi ajang bagi generasi muda untuk melestarikan budaya Tana Ai sekaligus mempererat persaudaraan di antara sesama pemuda Kecamatan Waiblama.

“Kami ingin mengajak generasi muda untuk tidak melupakan akar budaya Tana Ai. Melalui festival ini, kita belajar untuk merawat warisan leluhur sekaligus menyatukan semangat persaudaraan antar warga,” ujar Ismael.

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img