Ende, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Ende menggelar apel siaga untuk menghadapi bencana hidrometeorologi di halaman Kantor Bupati Ende, Senin, 2 Desember 2025.
Apel tersebut menindaklanjuti Instruksi Presiden tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana.
“Hari ini memang merupakan penjabaran Instruksi Presiden tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana dasarnya dari beberapa peringatan dari BMKG potensi bibit siklon di Sumatera dan satu yang mendekati wilayah NTT,” jelas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ende, Marselus Ekleanus Meta, saat apel gelar pasukan dan peralatan siaga bencana.
Selain itu, apel siaga juga sebagai upaya strategis dalam memperkuat koordinasi lintas sektor serta memastikan kesiapan personel maupun sarana prasarana, kata Marselus.
“Harapan bahwa segala sesuatu yang sudah siap itu perlu kita tingkatkan. Kemudian hal-hal yang kurang, terkait dengan kesiapan SDM maupun sarana prasarana di masing-masing unit kesatuan itu perlu ditingkatkan lagi,” ujarnya.
Marselus menambahkan apel kesiapsiagaan ini menjadi simbolis untuk segera disebarluaskan ke masyarakat, sehingga masyarakat juga semakin mawas mengikuti imbauan pemerintah terkait dengan potensi ancaman bencana.
Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda mengingatkan bahwa bencana hanya bisa dihadapi dengan kerja gotong royong bukan dengan ego sektoral.
Menghadapi potensi bencana, Yosef mengajak kepada semua elemen untuk bersama-sama berjuang meminimalisir risiko dan dampak yang mungkin akan terjadi.
“Bencana memang tidak dapat kita cegah sepenuhnya, tetapi dampaknya bisa kita kurangi. Itulah makna penting dari kesiapsiagaan,” tutur Yosef.
“Ketika kita siap, kita selamat. Ketika kita bersatu, kita kuat,” tambahnya.
Ia mengatakan, kegiatan apel tersebut sebagai simbol bahwa kebersamaan lebih besar daripada ancaman apapun. Optimisme mesti menjadi prinsip dalam membangun ketangguhan menghadapi bencana.
“Kita mungkin tidak bisa mengendalikan cuaca, tetapi kita bisa mengendalikan kesiapan. Kita mungkin tidak bisa menghentikan hujan, tetapi kita bisa membangun perlindungan bagi warga kita,” ujar Yosef.
Menurutnya, tanggap darurat bukan soal siapa yang paling kuat, tetapi siapa yang paling peduli. Oleh sebab itu, pelayanan kepada masyarakat sebagai niat utama dalam setiap langkah penanganan bencana.













