Maumere, Ekorantt.com – Pedagang eks Pasar PNPM Wuring mengeluhkan sepi pembeli sejak direlokasi ke Pasar Alok pada Rabu, 10 Desember 2025. Akibatnya, banyak dagangan mereka tidak laku.
Seorang pedagang, Vene Fernandes mengeluhkan sepinya Pasar Alok. Bila hal ini terus terjadi maka kebutuhan ekonomi keluarga tak terpenuhi.
“Hari ini saya tidak jual di Pasar Alok, saya sudah putus asa karena sepi tidak ada pembeli,” ujarnya kepada wartawan di Maumere, Kamis, 11 Desember 2025.
“Banyak keluhan pedagang sepi pembeli di Pasar Alok. Kemarin sebelum itu, kita masih ada pemasukan, sekarang dagangannya tidak laku, karena tidak ada pembeli,” kata Vene.
Vene memilih kembali berjualan di Wuring karena dagangannya tidak laku. Dagangan berupa sayuran mubazir atau rusak, karena banyak pedagang besar.
“Kalau terus menerus berjualan di Pasar Alok tidak memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Kondisi sepi, kita kalah saing dengan pedagang besar, maka saya memilih kembali berjualan di Wuring,” ungkapnya.
Vene mengaku, telah berjualan di pasar PNPM Wuring selama puluhan tahun, sejak pasar pertama kali dibuka.
“Awalnya penjual sayur tujuh orang saja, berjalannya waktu jumlah pedagang sayur di pasar PNPM bertambah banyak,” ujarnya.
Kata Vene, berjualan di Pasar PNPM Wuring mendatangkan pendapatan yang lebih besar, karena banyak pengunjung.
“Saya jualan di Pasar PNPM Wuring, pemasukan satu hari bisa mencapai Rp800 ribu. Sementara di Pasar Alok pemasukan tidak ada,” ujarnya.
“Yang ada rugi saya, biaya ojek setiap hari dari rumah ke pasar puluhan ribu. Belum lagi bayar ojek untuk angkut barang dagangan. Lalu untuk kebutuhan sehari-hari ambil dari mana kalau tidak ada pemasukan,” sambung Vene.
Vene dan pedagang lain mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah yang menutup Pasar PNPM Wuring. Padahal pasar tersebut telah diresmikan pada 2014 oleh Bupati Sikka periode 2013-2018, Yoseph Ansar Rera.
“Bapa Ansar Rera yang resmikan kenapa Bapa Bupati Sikka sekarang yang tutup Pasar PNPM,” ujar Vene.
“Kan CV Bengkunis yang bermasalah dengan Pemerintah Kabupaten Sikka. Kenapa pasar PNPM juga ikut ditutup, kami jadi bingung. Tolong kami dijelaskan,” sambung Ameria, pedagang ikan Pasar PNPM Wuring.
Kata Ameria, sebelum pasar tersebut dibangun, pedagang berjualan di sepanjang jalan Bengkunis Wuring. Pemerintah pun merelokasi pedagang ke Pasar PNPM Wuring.
“Sekarang Pasar PNPM Wuring ditutup Bupati Sikka, maka pedagang kembali seperti dulu, berjualan di sepanjang jalan Bengkunis Wuring,” ungkapnya.
Dinilai Diskriminatif
Tokoh masyarakat Wuring, Haji Mansur dan warga lain menilai kebijakan penutupan Pasar PNPM Wuring diskriminatif. Mereka mempertanyakan kebijakan itu.
“Kenapa Pasar PNPM Wuring ditutup. Kalau mau tutup semua pasar PNPM yang dibangun oleh pemerintah. Ini tidak adil,” ujar Haji Mansur kepada wartawan, Kamis, 11 Desember 2025.
“Tutup juga pasar-pasar di pinggir jalan yang ada di Kabupaten Sikka ini, mulai dari Paga, dalam kota Maumere, Geliting dan di tempat lainnya. Kita semua sama-sama mencari nafkah. Kenapa hanya pasar PNPM Wuring ditutup,” tambah dia.
Haji Mansur, Vene, dan Ameria berharap pemerintah membatalkan kebijakan penutupan Pasar PNPM Wuring.
“Kami minta kepada bapak Bupati Sikka izinkan kami kembali ke pasar PNPM Wuring,” harap mereka.













