Ah, Pantai Wairterang Riwayatmu Dulu

Maumere, Ekorantt.com – Pantai Wairterang, siapa yang tidak tahu? Pada tahun 1980-an, Pantai Wairterang merupakan salah satu destinasi kebanggaan masyarakat Kabupaten Sikka. Bahkan, keindahannya sempat menjadi primadona sebelum diluluhlantakkan oleh gempa tektonik dan gelombang Tsunami tahun 1992.

Pantainya melengkung panjang dengan pesona bawah laut yang menggiurkan. Ikan dan terumbu karang mengapit bangkai kapal zaman Jepang. Bagi para penyelam, tentu ini menjadi spot yang menarik.

Yang tak kalah menarik adalah momen matahari terbenam. Pantai Wairterang bikin betah pengunjungnya dengan suguhan sunset yang mengagumkan.

Berada di bagian tengah Teluk Maumere, Pantai Wairterang pun lugas menampilkan kepada pengunjungnya pemandangan gugus pulau di bagian utara Teluk Maumere. Indah nian.

Dulu, iya…dulu, Pantai Wairterang jadi destinasi yang wajib dikunjungi. Tak heran pada hari libur, baik akhir pekan maupun hari libur lainnya, banyak orang menepi ke Wairterang.

Para pengunjung, baik sendirian atau berkelompok, datang menikmati pemandangan dan manjanya riak-riak gelombang. Anak-anak bertelanjang dada bermain bola kaki di pasir pantai.

Tak ketinggalan wisatawan mancanegara. Setiap turis yang berkunjung ke Sikka, beberapa destinasi wisata yang akrab di telinga mereka diantaranya Wodong dan Wairterang. Tak dinyana kapal-kapal turis selalu berlabuh di Wairterang. Ah, Wairterang, riwayatmu dulu.

Wairterang juga menjadi habitat monyet. Bagi Anda yang melewati jalur tersebut, baik dengan mobil atau kendaraan roda dua, pasti dikejutkan dengan aksi monyet yang melompat dari satu ranting pohon ke ranting yang lain.

Akhir-akhir ini, keindahan Pantai Wirterang ternoda oleh sampah dan beberapa fasilitas yang tidak terawat. Beruntung masih beberapa pohon besar sepelukan tangan orang dewasa berusia puluhan tahun. Adanya pohon tersebut menjadikan pantai Wairterang menjadi teduh. Benar-benar ibarat sebuah rumah yang nyaman.

Menjelang sore, udara dingin berhembus menusuk kulit karena rindangnya pepohonan sekitar hutan lindung yang cuma berjarak lima meter dari areal parkir kendaraan di pantai Wairterang.

Sonya da Gama dari Sonya Tenun Maumere kepada Ekora NTT beberapa waktu lalu mengisahkan, sekarang ini Pantai Wairterang tidak seramai dulu lagi. Akhir pekan yang ramai dulu, kini tinggal kenangan.

Usul Sonya da Gama, destinasi Pantai Wairterang yang tidak terawat itu diserahkan kepada teman-teman praktisi pariwisata untuk dijadikan dive centre.

Sementara Elisia Digma Dari dari Komunitas Megu Moong mengatakan, Pantai Wairterang harus dikelola dengan serius. Itu artinya butuh SDM yang andal. Masyarakat sekitar pantai juga harus diberi pemahaman bahwa Pantai Wairterang milik kita bersama.

Semua pihak harus terlibat dan bukan hanya urusan pemerintah dalam hal ini dinas pariwisata.

“Yang buka lapak di seputar pantai Wairterang juga harus diberi tanggung jawab untuk menegur para pengunjung jika membuang sampah sembarangan di pantai tersebut. Juga harus dibuat pintu dan tidak terbuka seperti sekarang sehingga ada retribusi bagi pengunjung,” saran Elisia.

Untuk diketahui, Pantai Wairterang berada di area perairan Teluk Maumere. Hal ini secara gamblang ditunjukkan papan pemberitahuan dari Kementerian Kehutanan yang dipasang di lokasi Pantai Wairterang.

SK nomor 26/Kpts-II /1987 mengatakan bahwa di areal kawasan taman wisata laut gugus pulau Teluk Maumere dilarang melakukan kegiatan menangkap ikan menggunakan bom potassium, mengambil karang dan biota laut yang dilindungi, dan merusak bakau atau mangrove.

Yuven Fernandez

spot_img
TERKINI
BACA JUGA