Maumere, Ekorantt.com – Dalam rangka akreditasi sekolah, orangtua siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Wegok, Desa Kajowair, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka memberikan sumbangan sebesar Rp100 ribu/kepala keluarga (KK).
Sumbangan ini merupakan bentuk dukungan orangtua siswa terhadap SDN Wegok, sebagai salah satu sekolah yang memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak di Desa Kajowair.
Kepala SDN Wegok, Kristoforus Tidung mengatakan, sekolah ini merupakan sekolah kaki dari Sekolah Dasar Inpres (SDI) Baomekot, Desa Kajowair.
Sejak didirikan tahun 2009 lalu, sekolah ini langsung melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM).
Kemudian pada tahun 2011 sekolah ini berubah status menjadi sekolah negeri.
“Saya bersama tokoh masyarakat, dan warga yang merintis sekolah ini dengan tujuan pendekatan pelayanan karena jangkauan jarak menuju SDI Baomekot sangat jauh,” kata Kristoforus.
Lanjutnya, mutu pelayanan yang selama ini diberikan kepada siswa sangat baik dan memuaskan.
Kareena itu, ketika orangtua mengetahui bahwa akan ada upaya peningkatan status SDN Wegok maka orangtua siswa sangat antusias mau membantu.
“Kami buat dua kali pertemuan dengan orangtua siswa dan mereka langsung sepakat sumbang sebesar Rp100 ribu per KK untuk membantu jalannya proses akreditasi,” kata Kristoforus.
Ia mengatakan, pihaknya selaku panitia penangungjawab akreditasi sedang mempersiapkan berbagai dokumen dan sarana penunjang seperti Unit Kesehatan Sekolah (UKS), ruang kepala sekolah, dan lainnya.
Ia bersama segenap keluarga besar SDN Wegok menyampaikan terimakasih kepada orangtua siswa atas kerelaan membantu dan mendukung terwujudnya akreditasi.
Senada dengan Kristoforus, Yuliana Yulianti Keri, guru kelas VI mengatakan, pihaknya juga sudah bersepakat untuk membuat proposal bantuan guna akreditasi sekolah sambil menunggu bantuan dari pemerintah.
“Kami buat proposal bantuan untuk akreditasi karena dana BOS sekolah tidak cukup untuk melengkapi tuntutan akreditasi. Apalagi waktu akreditasi sudah dekat,” ungkap Yuli.
Lanjut Yuli, pihaknya siap menerima bantuan berupa material maupun dalam bentuk uang.
Kalau bantuan dalam bentuk uang, lanjutnya, pihaknya akan membelanjakan dan bukti pembayarannya akan dilaporkan kepada pihak yang memberikan bantuan tersebut.
“Saat ini kami butuh kursi, lemari, meja, dan lainnya. Kursi guru kami ambil dari kursi siswa sementara meja guru hanya dua. Lemari ada dua, satu untuk guru dan satu lagi untuk kepala sekolah. Kedua lemari itu sudah berlubang, itu pun bantuan dari orangtua siswa,” ungkap Yuli.