Menebar Asa dari ‘Lembah Iligai’

Maumere, Ekorantt.com – KSP Koperasi Kredit (Kopdit) Tuke Jung menggelar aktivitas Rapat Anggota Tahunan (RAT) XXXIV di Aula Nawacita, Unipa Maumere, pada Sabtu, (30/3/2019).

RAT kali ini mengangkat sebuah tema besar, yakni “Membangun Solidaritas yang Kokoh Demi Mewujudkan Visi KSP Kopdit Tuke Jung yang Mandiri dan Terpercaya”.

Kurang lebih 600 anggota dari 9 kantor cabang ikut berpartisipasi, termasuk dari Cabang Ruteng, Manggarai.

Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Bupati (Wabup) Sikka Romanus Woga, yang juga merupakan salah tokoh koperasi nasional.

Dalam sambutannya, Wabup Woga menekankan beberapa poin penting yang patut diperhatikan oleh para anggota koperasi.

Salah satu poin adalah soal pemanfaatan pinjaman yang mesti efektif dan tepat guna.

Sebagai aktualisasinya, dia menyodorkan gagasan berwirausaha sebagai hal yang harus dilakukan.

“Pinjaman kita harus ke arah usaha produktif. Kelompok-kelompok usaha mesti ada di setiap cabang. Wirausaha akan bangkitkan suasana koperasi,” paparnya.

Selain itu, Woga juga menyebutkan masalah yang paling banyak terjadi di koperasi, yaitu perkara tunggakan.

Menurutnya, tunggakan akan membuat sebuah koperasi berjalan tersendat-sendat.

Makanya, dia tekankan bahwa RAT semacam ini sepatutnya menjadi momen refleksi dan pelecut kesadaran bagi seluruh elemen koperasi, baik dari sisi pengurus, manajemen maupun anggota sekalian.

“RAT ini berusaha sedemikian rupa supaya menjadi manusia Tuke Jung yang jujur sekaligus disipilin,” terang sosok yang identik dengan pantun-pantun bernas tersebut.

Sementara dalam kegiatan inti RAT sendiri, Tuke Jung melakukan pembagian komisi diskusi/pertemuan ke dalam tiga kelompok.

Ada komisi organisasi; keuangan dan permodalan; dan pengembangan. Pembagian ini dinilai lebih efisien dan terfokus sehingga ide-ide ataupun usulan saat road show Pra-RAT dapat terangkumkan secara baik dan bertanggung jawab.

Menurut Manajer Kopdit Tuke Jung, Hilarius Sabat, Rapat Anggota Tahunan yang digelar sehari saja ini merupakan hasil kompilasi yang terakomodasi dari 35 titik Pra-RAT.

Dengan begitu, hal-hal teknis-informatif tidak lagi masuk dalam ranah pembahasan sebab telah dibicarakan saat Pra-RAT, demikian menurut Sabat.

Pantauan Ekora NTT, para peserta RAT memang terbagi ke dalam tiga kelompok besar dan suasana diskusi berlangsung alot.

Para peserta memberikan usul dan saran bagi perjalanan koperasi ke depannya.

Beberapa hal yang dapat terangkumkan media ini ialah ihwal keaktifan anggota dan tugas pengurus.

Para peserta RAT mengharapkan semua anggota mesti aktif dalam kegiatan berkoperasi.

Dalam artian melaksanakan tugas dan kewajiban mereka.

Sementara para pengurus diimbau untuk bekerja lebih ulet guna mengatasi problem tersebut, sehingga anggota yang sebelumnya ‘pasif’ bisa kembali ‘aktif’.

Adapun hal lain yang dibicarakan adalah konsolidasi organisasi, terutama dalam satu tahun kerja ke depan.

Konsolidasi ini basisnya di unit-unit dan terwujud lewat pertemuan bulanan.

Sebagaimana disampaikan Bendahara KSP Kopdit Tuke Jung, Fransiscus de Fransu, tanggung jawab staf manajemen, terutama Loan Officer (LO), menjadi kuncinya.

“Satu LO itu minimal dampingi 500 anggota,” terang Fransu.

Tak hanya itu, dia juga katakan bahwa Tuke Jung senantiasa berupaya untuk melibatkan orang muda dalam aktivitas perkoperasian.

“Kami akan buat pelatihan kewirausahaan kaum muda,” tutur Fransu, sebagai bentuk respons atas apa yang disampaikan Wabup Romanus Woga tadi.

Selama tahun 2018 sendiri, hasil usaha atau pendapatan KSP Kopdit Tuke Jung mencapai Rp 12.828.790.332 yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang mana perolehannya sebesar Rp. 12.106.943.106.

Sementara itu, total asetnya sekitar 78 miliar rupiah dengan jumlah anggota sebanyak 14.926 orang, terdiri dari 8.361 perempuan dan 6.555 laki-laki.

Pada tahun tersebut pula, jumlah anggota yang baru masuk sebanyak 1.313 orang, yang keluar sebanyak 187 orang dan yang meninggal dunia sebanyak 137 orang.

Menurut Ketua KSP Kopdit Tuke Jung, Darius Evensius, pertumbuhan dan perkembangan koperasi tersebut merupakan buah dari solidaritas juga kebersamaan semua unsur yang bernaung di dalamnya.

Bagi dia, kebersamaan dalam membangun sebuah lembaga tentu sangat dibutuhkan. Menopang yang papa, merangkul yang mapan menjadi sebuah semboyan yang memberikan inspirasi tersendiri.

“Perjalanan Tuke Jung sudah tiga puluh empat tahun. Saat ini kita boleh mengalami bagaimana anak kita bisa berhasil dan sekolah yang baik. Ada ratusan dan ribuan anak bisa kuliah dan itu berkat kehadiran Kopdit Tuke Jung. Semua ini juga adalah kerja keras dan kebersamaan kita semua,” beber Darius.

Dalam risalah historisnya, koperasi yang berlokasi di Tadabliro (Kecamatan Nele) atau di bawah kaki Gunung Iligai itu didirikan pada tanggal 7 Oktober 1984 dengan nama Koperasi Kredit Tuke Jung yang kemudian memperoleh badan hukum dari Dinas Koperasi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 24 Februari 1996.

Dalam perjalanannya, pada tahun 2015 lalu, Tuke Jung melakukan amandemen atas Anggaran Dasar yang mana wilayah kerja mereka yang semula terbatas pada tingkat Kabupaten Sikka diperluas menjadi tingkat Provinsi NTT.

Makanya, namanya pun berubah menjadi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kopdit Tuke Jung.

Sampai sejauh ini, ada beberapa produk yang menjadi unggulan KSP Kopdit Tuke Jung, antara lain Tasplus, Simada dan Sisuka.

Tasplus menjadi unggul karena membangun budaya tabung dalam diri anak-anak sejak kecil.

Anak-anak menyimpan (mengumpulkan) uang dari angka yang kecil alias sejauh kemampuan mereka melalui kotak kecil yang mereka punyai.

Alhasil, Tasplus yang digemari itu pun telah mencapai total 2,7 miliar rupiah.

Ada pula Simada (Simpanan Masa Depan) yang berfokus pada ketersediaan dana bagi anggota saat menapaki masa senjakala usia.

Itu semacam investasi bagi masa depan sehingga orang tidak perlu mencemaskan masa depan atau hari tua mereka.

Sementara itu, produk lainnya, yakni Sisuka bertujuan untuk mendorong anggota memiliki passive income.

Para pengurus dan manajemen koperasi ini senantiasa berharap agar lembaga tersebut semakin maju dan berkembang pesat.

Tentu saja mereka pun optimistis bahwa kinerja mereka selama ini pasti membuahkan hasil berlimpah. RAT XXXIV itu tak hanya menjadi wadah pertemuan para anggota.

Tapi juga menebarkan asa bahwa dari lembah Iligai, Tuke Jung pasti bisa melangkah lebih jauh.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA