Maumere, Ekorantt.com– Suaranya yang merdu membahana di ruangan lantai II Pintar Asia Swalayan, Maumere, pada Sabtu, (14/4/2019) lalu. Dia menyanyikan beberapa lagu western diiringi lantunan musik akustik grup All Size dari Universitas Nusa Nipa (Unipa).
Tentu saja dia adalah bagian dari grup termaksud, dan menariknya, merupakan satu-satunya anggota yang cewek. Hari itu, bersama All Size, dia mengisi acara diskusi publik yang diselenggarakan Ekora NTT.
Namanya Hermin Agilda Longge. Berkulit hitam manis dengan rambut panjang tergerus semampai dan bola mata yang bundar. Ekora NTT pun menyambangi dia usai kegiatan diskusi. Dia menyambut ramah dan menyunggingkan secuil senyum tipis. Selanjutnya, dia bercerita soal pengalamannya hingga bisa menjadi penyanyi seperti sekarang.
Agil, panggilan kesayangan dia, rupanya menggandrungi dunia tarik suara sejak duduk di bangku kelas X SMA. Kala itu, dia sempat ikut dalam berbagai lomba nyanyi di sekitaran wilayahnya di Maukaro, Ende.
Misalnya, menyanyi dalam ajang vokal grup di OMK Paroki Maukaro yang lantas menjadi momen penting bagi pembentukan rasa percaya dirinya. “Saya mulai belajar untuk tampil di hadapan umum. Awalnya canggung tapi pelan-pelan terbiasa juga,” beber dia.
Tak pelak, karena kemampuannya itu, Agil pun diminta untuk menyanyi di berbagai acara di daerahnya, terutama saat momen pesta. Yang menyewa jasa vokal dia datang dari kalangan keluarga sendiri, juga masyarakat pada umumnya. “Kalau keluarga sendiri, bayarannya sekitar lima ratus ribu rupiah.
Kalau orang lain itu hanya seratus atau dua ratus ribu saja,” tandasnya lebih lanjut.
Dalam perkembangannya, ketika berkuliah di Maumere, Agil semakin menunjukkan kapasitas pita suaranya. Dia menyanyi di berbagai kafe di Maumere dan sempat terlibat dalam pembuatan album musik dari salah satu kongregasi di kota Tsunami ini.
“Saya diajak untuk menyanyi bersama para frater dari biara Scalabrinian. Awalnya, saya sempat nyanyi di salah satu acara kesenian Scalabrinian, lalu diajak untuk nyanyi sampai bikin album,” kenangnya.
Ketika masuk ke semester II perkuliahan, anak kedua dari pasangan Nobertus Naga dan Lusia Lenga ini lalu diajak untuk bergabung ke dalam grup musik All Size yang dimanajeri langsung oleh salah satu dosen di Unipa, Gerry Gobang.
Personel All Size sendiri memang kebanyakan merupakan para pengajar di kampus tersebut. Makanya, Agil tentu merasa beruntung sebab dialah yang dipilih.
Bersama All Size, dia sempat menyanyi untuk beberapa acara ataupun kegiatan entah berskala kecil maupun besar. “Kami pernah nyanyi di gedung SCC, di Kopi Mane juga dan beberapa event lain,” ceritanya.
Upah yang didapat kemudian digunakannya untuk membayar indekos tempat dia tinggal. Sebuah usaha untuk meringankan beban orang tua di kampung halaman.
Namun, yang keren dari Agil adalah kecakapannya dalam membagi waktu, antara kehidupan kampus/perkuliahan dan pilihan sebagai penyanyi. Bagi Agil, pendidikan tetap merupakan keutamaan sehingga dia memang benar-benar serius untuk kuliah.
“Kalau ada jadwal kuliah, ya, saya tidak ikut nyanyi meskipun ada tawaran job. Harus pintar-pintar alokasikan waktu, kaka,” mahasiswi jurusan Akuntasi ini menyampaikan sambil tertawa kecil.