Gubernur “Kaveling” Zona Ekonomi Masyarakat NTT

Labuan Bajo, Ekorantt.com– Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat  dan wakilnya Yoseph Nai Soi telah sepakat dengan para bupati dan wali kota se –NTT bersama pelaku ekonomi, seperti Koperasi, BUMD,dan Bumdes, dalam mengkaveling zona pengembangan ekononi NTT sesuai potensi dan kekayaan alam yang ada di wilayah kabupaten/kota masing –masing.

Kesepakatan pengkavelingan Zona Ekonomi Masyarakat (ZEM) NTT ini terjadi di Hotel Ayana, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Senin (10/6/2019), usai para bupati/wali kota se-NTT memaparkan potensi  daerahnya masing-masing. Poin tersebut kemudian tertuang dalam berita acara MoU antara para pelaku ekonomi dan Gubernur NTT.

Sebelumnya Gubernur Viktor bersama Wagub Yoseph sempat memimpin rapat kerja dengan para bupati/wali kota  bersama para pelaku ekonomi NTT tadi.

“Dengan tema ‘Membangun Kolaborasi antara Pemerintah dengan Pelaku Ekononi guna Masyarakat Ekonomi NTT’, pemerintah menyadari, menyejahterakan masyarakat untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi di NTT, menuju masyarakat sejahtera, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Kita butuh kolaborasi dengan para pelaku ekonomi. Saya percaya, koperasi sangat militan dalam pemberdayaan anggotanya. Karena itu, kami butuh kalian dan mari kita bersama bangun sektor riil sesuai potensi masing masing. Kita sepakati bersama pengkaplingan Zona Ekonomi NTT. Dan setiap daerah harus saling  mendukung,” pesannya.

Dia juga memberikan kesempatan kepada para bupati dan wali kota  melaporkan potensi mana saja yang unggul untuk digarap oleh para pelaku ekonomi di daerah. Usai pemaparan potensi dan keunggulan, para bupati bersama gubernur sepakat membentuk Tim Percepatan Ekonomi NTT sebagai fasilitator dan regulator dalam mempermudah  pelaku ekonomi mengarap sektor riil tersebut.

Laiskodat mengisyaratkan agar Zona Ekonomi antara Flores, Timor, Alor, Sumba, Rote, dan Sabu harus jelas sehingga pasokan kebutuhan bahan baku saling mendukung satu sama lain. Selain produk untuk kebutuhan NTT, produk lokal bisa dimanfaatkan di kabupaten/kota masing-masing.

“Tahun 2020 semua kebutuhan masyarakat NTT harus disediakan oleh orang NTT sendiri. Saya tidak lihat lagi di hotel, restoran atau rumah makan dan warung siapkan makanan dari  luar NTT. Kita minum teh kelor, kopi Flores, daging NTT dan buah-buahan pun semuanya produksi orang NTT,” tambah dia lebih lanjut.

Gubernur juga tekankan, apa pun yang diproduksi oleh koperasi maupun pelaku ekonomi lainnya wajib diproteksi oleh Pemerintah sebagai satpamnya.

Sementara itu, Bupati Sikka Roby Idong, dalam pemaparannya, menjelaskan bahwa Kabupaten Sikka siap digarap oleh 7 koperasi besar. KSP Kopdit Pintu Air bakal menggarap sektor biru dan hijau, yakni garam, ikan, minyak kelapa, kelor dan sengon.

Obor Mas  bangun pabrik sabun dan minyak goreng,  Sube Huter tangani pabrik coklat Sikka, Tuke Jung olah moke, dan Mitan Gita yang mengurusi sengon, telur ayam buras dan ternak babi. Lalu, Kopdit Hiro Heling siap pasokkan beras, pisang dan babi untuk kebutuhan masyarakat Kabupaten Sikka dan NTT, juga Puskopdit Swadaya Utama Maumere akan membangun CU Mart di pusat kota Maumere.

Hal senada dipertegas manajer Puskopdit Swadaya Utama Maumere, Frans de Francu. Dihadapan gubernur dan para bupati/wali kota se-NTT, Francu meyakinkan, semua koperasi primer di bawah binaan Puskopdit Swadaya Utama Maumere yang tersebar di kabupaten Sikka, Flores Timur dan Lembata telah sepakat untuk saling mendukung. Demi menyukseskan visi dan misi besar; NTT bangkit, NTT sejahtera.

“Kami selaku lembaga pemberdayaan ekonomi masyarakat NTT, khususnya di koperasi primer binaan kami, sangat siap karena kami bersyukur gebrakan pemerintah mendukung kami dalam pengembangan usaha sektor riil ini,” tutup Francu.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA