Forum Edukasi dan Literasi Solor merupakan salah satu proyek kerja sama Hishizora Foundation dan Du’anyam bagi anak-anak dari para penganyam dampingan Du’anyam.
Sejak tahun 2018, Hishizora Foundation bekerja sama dengan Du’anyam dalam rangka pemilihan penerimaan beasiswa bagi siswa/i kelas IV SD hingga VII SMP. Yang kemudian berlangsung seterusnya sampai jenjang SMA.
Hishizora Foundation sendiri sebagai sebuah yayasan independen yang berpusat di Yogyakarta, pertama kali didirikan pada 2 Mei 2006 oleh mahasiswa Indonesia yang kala itu menuntut ilmu di Rutsumeikan Asia Pasifik University (APU), Jepang.
Kepedulian kepada anak bangsa kemudian membuat Hishizora memberikan beasiswa “Mimpi Anak Negeri”.
Dan juga pendampingan kepada anak-anak Indonesia, dikenal dengan istilah “adik bintang”, yang berprestasi dan punya motivasi tinggi tapi alami hambatan dari segi finansial.
Bagi Du’anyam, proyek kerja sama ini menjadi salah satu bagian dari beberapa impact social untuk ibu-ibu penganyam dampingan mereka yang selama ini telah berjalan bersama mereka.
Pada tahun ini, tepatnya tanggal 25-26 Juni 2019 lalu, Hishizora dan Du’anyam mengadakan kegiatan pendampingan “adik bintang”, “wali bintang” dan para guru dalam kegiatan bertajuk “Forum Edukasi Solor”.
Kegiatan yang dilaksanakan di SDK Wulublolong Solor Timur ini memiliki tujuan beragam. Bagi “adik bintang”, tujuannya pada Social Emotional Learning dan Experience Learning.
Bagi “wali bintang”, tujuannya pada Financial Literacy dan Food Literacy. Sementara bagi para guru, tujuannya terpatri pada Teacher Development dan Children Development.
Namun, semuanya punya prinsip sama, yakni meningkatkan kapasitas diri anggota dampingan.
Forum Edukasi juga, dalam perencanaan tiga tahun ke depan, akan memiliki Program Literasi untuk anak-anak di Solor berupa pondok baca dengan berbagai aktivitas di dalamnya.
Makanya, dalam kegiatan hari itu, “Pondok Baca” untuk anak-anak pun diresmikan.
Hari pertama kegiatan, Selasa, 25 Juni 2019, dimulai dengan penjemputan tim Hoshizora dan Du’anyam oleh siswa/i SDK Wulublolong.
Setelah penjemputan, semua peserta berkumpul dalam satu kelas untuk melaksanakan pembukaan kegiatan Forum Edukasi. Dengan beberapa sambutan, yaitu dari Kepala Desa Wulublolong, Kepala Sekolah SDK Wulublolong, Perwakilan Du’anyam (Ardan) dan Perwakilan Hoshizora (Yudi Anwar).
Semua peserta diperkenalkan tentang Hoshizora dan program beasiswa lainnya “Doa Abang” juga penjelasan terkait kerja sama Du’anyam dan Hoshizora.
Setelah itu, setiap peserta dibagi dalam kelas dengan pembagian kelas untuk tiap forum, yaitu forum Adik Bintang, Forum Wali Bintang dan Forum Guru.
Tiap kelas memiliki satu fasilitator utama. Untuk forum Adik Bintang oleh Kak Tiwi, forum Wali Bintang oleh Kak Yudi dan forum Guru oleh Kak Ineke dan dibantu oleh beberapa fasilitator pembantu dari tim Du’anyam dan Kordinator wilayah.
Setiap kelas melaksanakan kegiatannya sesuai materi yang disiapkan oleh para fasilitator dan berjalan kurang lebih 2 jam.
Pada sore harinya, tim Hoshizora berkumpul bersama para korwil dan berdiskusi tentang pengelolaan “adik bintang”, terkhusus bagi 3 korwil baru untuk pulau Solor.
Setelah itu dilanjutkan dengan visitasi 4 “adik bintang” oleh tim Hoshizora di Desa Wulublolong dan Desa Lewograran.
Adapun kegiatan hari kedua, pada 26 Juni 2019, diawali dengan persiapan peresmian Pondok Baca. Pengaturan tempat launching dan pengarahan adik-adik dan orang tua untuk memulai launching bersama Kepala Sekolah Wulublolong sebagai perwakilan dari desa.
Setelah diarahkan, anak-anak dan orang tua bermain dan membaca bersama.
Anak-anak dan orang tua terlihat begitu bersemangat dalam membaca. Rasa ingin tahu dan menikmati bacaan begitu terasa saat itu.
Setelah membaca bersama, semua peserta diarahkan untuk berkumpul dan menjalani proses launching yang ditandai dengan penyerahan buku kepada Bapak Kepala Sekolah.
Dampak positif kegiatan, yang ditanyakan Obhy da Rato sebagai EPO (Event Project Officer)/PIC kegiatan, yakni ada peserta yang merasa bahagia punya waktu bersama seperti ini dan berkesempatan untuk saling berkenalan dengan orang-orang baru. Baik para guru, orang tua dan “adik-adik bintang”.
Itu menjadi semacam momen yang baik buat orang tua untuk refresh kembali dari rutinitas harian.
Dan tentunya, banyak orang tua merasa kaget ketika para anak menyebutkan cita-citanya.
Barangkali karena banyak yang tidak mengenal cita-cita anaknya sehingga bingung untuk mengarahkan dan membantu anak menuju cita-citanya.
Para guru pun merasa banyak dampak dalam kegiatan ini. Banyak games yang didapat untuk diterapkan bersama anak-anak di sekolah.
Selama ini, guru lupa “bermain” sehingga terkadang pembelajaran terasa kurang menyenangkan bagi siswa.
Satu hal lain yang menyentuh tampak dalam jawaban para guru, ketika ditanya “Apa yang membanggakan menjadi guru?”
Tanpa saling janjian, para guru menuliskan, “Bangga menjadi bagian dari perubahan positif bagi siswa.”
Demikian pun “adik-adik bintang” yang merasa bahagia karena banyak keseruan dan banyak profesi-profesi baru yang diperkenalkan kepada mereka.