Ende, Ekorantt.com – Empat pasang muda-mudi yang tergolong usia dini terjaring razia di Taman Renungan Bung Karno, Kota Ende, oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Ende, Senin malam (29/7/2019), pukul 21.12 WITA.
Mereka menjadikan ruang publik dan tempat bersejarah itu sebagai arena pacaran. Dengan alasan, tempat tersebut gelap pada malam hari dan sulit terdeteksi. Mirisnya, letak Taman Bung Karno itu sendiri berhadapan dengan Rumah Jabatan Wakil Bupati Ende dan bersebelahan dengan markas Kodim 1602 Ende.
Kabid Pengembangan Kapasitas dan SDA Satpol PP Ende, Anton Kira Gare, turun langsung bersama tim dalam operasi atau pemantauan rutin yang diberi nama “Pekat”. Beberapa jurnalis turut serta.
Adapun keempat pasangan yang digerebek itu merupakan anak-anak di bawah umur. Mereka tak punya kartu identitas diri dan ketika dibawa juga ditanyai di kantor Satpol PP Ende, Jalan El Tari, semuanya mengaku masih pelajar SMA. Usai diberikan pendampingan, mereka lalu dipulangkan ke rumah masing-masing.
Anton Kia Gare pada kesempatan itu mengatakan bahwa operasi yang dibuat pihaknya merupakan respons atas keluhan masyarakat selama ini.
Yang mana banyak sekali ruang publik di Kota Ende dijadikan sebagai tempat beraktivitas privat yang menggangu kehidupan warga.
“Kegiatan operasi ini dilakukan untuk mengidentifikasi beberapa tempat dalam Kota Ende yang selama ini dilaporkan cukup meresahkan masyarakat. Kita akan terus melakukan kegiatan ini,” pungkasnya sembari menambahkan bahwa razia juga akan menyasar indekos mahasiswa dan tempat-tempat hiburan malam.
“Kalau untuk patroli di kos-kosan, kita kerja sama dengan aparat kepolisian, Kodim dan pemerintah kelurahan.”
Terkait Taman Renungan Bung Karno, seorang warga setempat lantas membenarkan bahwa minimnya cahaya lampu menyebabkan lokasi itu disulap menjadi tempat “esek-esek”.
“Banyak sudut taman yang gelap termasuk di area rumah adat. Di sini memang sering, Pak. Orang melakukan itu, ya. Karena gelap itu sehingga sulit dipantau. Kita juga resah. Kita minta supaya pemerintah dapat memperhatikan faslitas lampu taman agar hal ini tidak terjadi lagi di sini. Ini ‘kan tempat sakral, Pak,“ pintanya.
Ekora NTT kemudian meminta komentar salah satu anggota DPRD Ende, Philipus Kami. Philipus katakan bahwa pihaknya akan meminta Pemkab Ende untuk memerhatikan Taman Bung Karno tadi.
“Saya minta pemerintah untuk segera melengkapi fasilitas penerangan yang memadai di area Taman Bung Karno. Jika tidak, maka area itu tidak boleh dibuka untuk malam hari karena sangat berpotensi kerawanan sosial,” janjinya.
Walaupun begitu, baik Satpol PP Ende maupun wakil rakyat ini tetap menekankan upaya preventif dalam mengatasi masalah sosial itu.
Mereka meminta dukungan dari keluarga juga sekolah-sekolah agar mampu mengawasi dan mendidik anak-anak sehingga tak terjerumus pada perilaku yang merugikan diri sendiri juga masyarakat banyak. Apalagi para pelajar biasa menggunakan dalil “belajar kelompok” untuk kelabui orangtua mereka demi bisa berpacaran.
Sosialisasi ke sekolah-sekolah pun telah masuk dalam daftar rencana.