Bajawa, Ekorantt.com – Pemerintah Desa Mukuvoka, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, mengadakan Turnamen Wela Maka, permainan tradisional gasing, untuk mempererat silaturahmi dan melestarikan budaya dari 25 hingga 27 Januari 2025.
Pejabat Kepala Desa Mukuvoka Elvis Soko menjelaskan, turnamen Wela Maka sudah dilaksanakan selama dua tahun sejak ia dipercayakan memimpin Desa Mukuvoka.
“Permainan ini diikuti oleh enam tim dari setiap RT dan setiap tim diwakili oleh 10 orang pemain, lima orang pemain inti, sisanya cadangan,” jelas Elvis kepada Ekora NTT, Selasa, 28 Januari 2025.
Menurutnya, permainan Wela Maka masih masih diminati oleh anak muda, sehingga pemerintah desa mengambil inisiatif untuk mengadakan turnamen.
“Selain uang tunai, kita juga siapkan trofi dan piagam penghargaan kepada juara satu hingga enam,” jelasnya.
Turnamen Wela Maka, kata dia, diadakan demi menjaga warisan leluhur, lalu menjadi ajang silaturahmi. Selain itu, bertujuan menyatukan perbedaan antara warga, seperti perbedaan pandangan politik dan pembangunan di desa, yang terjadi pada tahun sebelumnya.
Untuk tahun ini, turnamen Wela Maka berlangsung selama tiga hari dan ditutup dengan perayaan misa sekaligus pembagian hadiah.
Pengurus Lembaga Pemangku Adat (LPA) Desa Mukuvoka, Nikolaus Bhara mengatakan, permainan Wela Maka biasa dilaksanakan jelang perayaan Reba dalam budaya Bajawa. Reba merupakan perayaan tahun baru adat bagi kelompok etnik Bajawa.
Sebagai pengurus LPA, Nikolaus mengapresiasi inovasi desa yang mengubah permainan tradisional tersebut menjadi turnamen untuk memperebutkan hadiah dan trofi.
“Saya berterima kasih kepada pemerintah desa atas inovasi luar biasa ini,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan turnamen Wela Maka dapat dijadikan program tahunan desa untuk dilaksanakan setiap tahun.
Tentang Turnamen Wela Maka
Permainan Wela Maka sendiri dimainkan oleh pria, baik anak-anak maupun orang dewasa, yang mengenakan pakaian adat.
Gasing yang digunakan memiliki bentuk piramida bulat dan terbuat dari kayu yang kuat serta tahan terhadap benturan.
Mirip dengan pertandingan sepak bola dan olahraga lainnya, permainan Wela Maka juga melibatkan seorang wasit yang bertugas mengatur jalannya permainan. Wasit yang memimpin permainan ini ditunjuk oleh panitia penyelenggara.
Tim tamu yang diundang untuk bermain diperbolehkan membawa para pendukungnya untuk menambah semarak acara tersebut.
Biasanya, tamu yang diundang berasal dari desa sekitar yang menjadi tetangga dari tempat penyelenggaraan permainan Lempar Gasing.
Semua orang yang hadir dalam acara ini diwajibkan mengenakan kain adat sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya setempat.
Tak hanya permainan yang menarik, panitia juga menyiapkan berbagai hidangan lokal seperti pisang, ubi, jagung muda, dan lain-lain untuk disajikan kepada para tamu yang hadir, sebagai pelengkap acara permainan gasing.